Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank daerah gencar menerbitkan surat utang menjelang akhir tahun. Permintaan kredit yang cenderung meningkat jadi alasannya.
Dari catatan KSEI sejak awal kuartal IV-2020 setidaknya ada tiga bank daerah yang menerbitkan surat utang.
Pertama, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) menerbitkan obligasi Rp 500 miliar. Kedua, PT Bank Pembangunan Daerah NTT menerbitkan negotiable certificate deposit (NCD) Rp 770 miliar.
Ketiga, PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat menerbitkan obligasi Rp 750 miliar.
Padahal sepanjang kuartal I-III tahun ini, tercatat cuma ada Bank BJB yang menerbitkan obligasi Rp 500 miliar.
Sementara dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sejak Januari-September 2020 kelompok bank daerah mencatat pertumbuhan kredit paling tinggi sebesar 2,73% (ytd) dibandingkan kelompok bank lainnya yang relatif masih negatif.
Baca Juga: Bunga kredit di Indonesia paling tinggi dibanding negara tetangga, ini penyebabnya
Direktur Pemasaran dan Syariah Bank Sulselbar Rosmala Arifin membenarkan hal ini. Pertumbuhan kredit bank daerah, terutama untuk perseroan mulai cenderung meningkat, apalagi di akhir tahun.
Hal ini menjadi salah satu alasan penerbitan obligasi perseroan. “Penggunaan dana untuk modal ekspansi perseroan. Karena permintaan kredit saat ini memang cenderung meningkat. Terutama dari sektor konstruksi, industri pengolahan, dan perdagangan,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (20/11).
Sampai akhir kuartal III-2020 penyaluran kredit Bank Sulselbar tercatat mencapai Rp 19,35 triliun dengan pertumbuhan 8,34% (yoy) dibandingkan September 2019 senilai Rp 17,86 triliun.
Di sisi lain, penghimpunan dana organik tersebut juga bakal jadi bekal Bank Sulselbar untuk memenuhi target penyaluran kredit dua kali lipat dari dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) Rp 1 triliun yang diterima.
“Penyaluran dana PEN sampai sekarang sudah mencapai sekitar Rp 800 miliar. Sampai akhir tahun nanti kami pasti bisa memenuhi targetnya,” lanjut Rosmala.
Sementara obligasi Rp 500 miliar yang diterbitkan Bank BJB merupakan aksi lanjutan dari penerbitan serupa yang dilakukan perseroan pada kuartal I-2020 dengan nilai Rp 500 miliar.
Melansir laman resminya, Direktur Utma Bank BJB Yuddy Renaldi bilang penghimpunan dana organik ini bakal jadi bekal ekspansi kredit perseroan. Sekaligus jadi momentum untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha pasca pandemi.
“Aksi korporasi ini sepenuhnya dilaksanakan atas dasar pertimbangan strategi ekspansi. Bank BJB harus mengambil langkah-langkah strategis agar dapat bergerak secara efisien untuk memanfaatkan momentum dan kesempatan demi kepentingan pertumbuhan dan perluasan jangkauan usaha perseroan," kata Yuddy.
Apalagi perseroan juga tercatat sudah berhasil memenuhi target penyaluran kredit dua kali lipat dari dana PEN. Bank BJB telah berhasil menyalurkan kredit Rp 5,3 triliun yang berasal dari penempatan dana PEN senilai Rp 2,5 triliun.
Sampai kuartal III-2020 kinerja Bank BJB memang tercatat solid dengan pertumbuhan kredit 8,7% (yoy) menjadi Rp 94,6 triliun.
Selanjutnya: Selain memangkas suku bunga, ini sederet kebijakan lain yang akan diambil BI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News