kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sedang Melemah, Begini Prediksi Harga CPO dan Batubara Sepanjang 2023


Kamis, 27 April 2023 / 08:15 WIB
Sedang Melemah, Begini Prediksi Harga CPO dan Batubara Sepanjang 2023

Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas utama Indonesia, yakni batubara dan crude palm oil (CPO) cenderung turun sepanjang tahun 2023 berjalan. Berdasarkan data tradingeconomics.com, harga batubara bertahan di bawah US$ 200 per ton, tepatnya di US$ 189,05 per ton atau turun 0,50% pada Selasa (25/4).

Kemudian, berdasarkan Bursa Derivatif Malaysia, harga CPO kontrak pengiriman Juli 2023 kini berada di RM 3.570 per ton. Harga tersebut turun 1,79% pada Rabu (26/4) dan 1,87% dibanding lima hari sebelumnya.

Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, permintaan batubara masih terus melemah terutama dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa, sedangkan produksi dari China dan India terus meningkat. Namun, ia melihat harga batubara saat ini berada di level yang ideal antara permintaan dan pasokan sehingga cenderung akan stabil.

Bernada serupa, Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, harga batubara di bawah US$ 200 per ton didorong oleh peningkatan produksi China, sedangkan permintaan di luar China lesu.

Baca Juga: Harga Emas Spot Bergerak Terbatas pada Level US$1.998,90, Rabu (26/4)

Dua pusat pertambangan terbesar di China, yakni Shanxi dan Mongolia Dalam berjanji untuk meningkatkan produksi masing-masing setidaknya 5% dan 2% pada tahun 2023. Mengingat, kapasitas pertambangan baru mulai beroperasi dan pemerintah China mendorong para penambang untuk meningkatkan keamanan energi.

Di sisi permintaan, konsumsi batubara di AS dan Eropa menurun drastis karena musim dingin yang jauh lebih hangat dari biasanya. "Harga gas alam yang lebih rendah mengurangi ketergantungan pada batubara untuk pembangkit listrik," ucap Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (26/4).

Kemudian, untuk CPO, Lukman melihat harganya masih akan terus tertekan oleh permintaan yang lemah. Pelarangan ekspor CPO oleh Indonesia telah menaikkan harga untuk sesaat sehingga permintaan justru jadi melemah.

India membatalkan 75.000 ton pembelian minyak sawit dan beralih ke minyak alternatif, seperti minyak bunga matahari dan minyak kedelai. "Harga CPO diperkirakan masih akan terus turun oleh permintaan yang lemah terutama dari Eropa yang menghapuskan minyak kelapa sawit dari program energi terbarukannya," kata Lukman.

Sutopo menambahkan, harga CPO sudah turun RM 577 per ton atau 13,82% sejak awal tahun 2023 berdasarkan perdagangan contract for difference (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini.

Baca Juga: Volume Produksi Emas Diprediksi Naik, Ini Prospek BRMS pada Tahun 2023

Ia memperkirakan, CPO akan diperdagangkan pada RM 3.929,69 per ton pada akhir kuartal II-2023 dan RM 3.477,82 dalam waktu 12 bulan. Sementara itu, menurut Lukman, CPO kemungkinan turun ke kisaran RM 3.000 per ton pada akhir tahun 2023.

Untuk batubara, Sutopo memperkirakan akan diperdagangkan pada US$ 187,94 per ton pada akhir kuartal II-2023 dan US$ 213,91 per ton dalam waktu 12 bulan. Sementara menurut Lukman,  harga batubara akan berada di kisaran US$ 180-US$ 200 hingga akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×