Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - NUR-SULTAN. Pasukan keamanan Kazakhstan telah menahan total 7.939 orang pada Senin atas kerusuhan pekan lalu, kata Kementerian Dalam Negeri setempat, serangan kekerasan terburuk dalam sejarah pasca-Soviet, negara Asia Tengah itu.
Gedung-gedung pemerintah sempat direbut atau dibakar di beberapa kota pekan lalu karena protes damai yang awalnya menentang kenaikan harga bahan bakar berubah menjadi kekerasan. Pihak berwenang menyalahkan kekerasan itu pada "ekstremis" dan "teroris" yang beberapa di antaranya mereka katakan adalah orang asing.
Karim Masimov, mantan kepala Komite Keamanan Nasional, ditahan atas tuduhan makar pekan lalu, beberapa hari setelah Presiden Kassym-Jomart Tokayev memecatnya.
Baca Juga: Profil Kazakhstan: Negara Kaya Minyak Pecahan Uni Soviet
Tokayev juga telah memecat kabinetnya, mengeluarkan perintah tembak-menembak untuk mengakhiri kerusuhan dan mengumumkan keadaan darurat di negara kaya minyak berpenduduk 19 juta itu. Dia juga meminta blok militer pimpinan Rusia untuk mengirim pasukan, yang menurut pemerintah telah dikerahkan untuk menjaga objek-objek strategis.
Media Rusia dan pemerintah melaporkan 164 orang tewas dalam bentrokan tersebut, mengutip sebuah posting media sosial pemerintah. Tetapi otoritas kesehatan dan polisi tidak mengkonfirmasi angka tersebut dan postingan media sosial itu kemudian dihapus.
"Saya pikir ada semacam konspirasi yang melibatkan kekuatan penghancur domestik dan asing tertentu," kata Menteri Luar Negeri Yerlan Karin kepada televisi pemerintah, Senin, tanpa menyebut nama tersangka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News