Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatatkan kontrak baru senilai Rp 4,3 triliun sampai dengan Februari 2023. Adapun perolehan kontrak ini didominasi dari proyek jalan dan jembatan sebesar 64%.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Farid Budiyanto menjelaskan, sampai dengan Februari 2023, ADHI meraih kontrak baru Rp 4,3 triliun atau tumbuh sebesar 35,5% dibandingkan tahun 2022.
“Perolehan kontrak baru ini didominasi dari proyek Jalan dan Jembatan sebesar 64%, Gedung 16%, Sumber Daya Air 13% dan sisanya berasal dari Proyek Energi, Properti, Anak usaha lainnya,” jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (15/3).
Di sepanjang tahun ini, ADHI mencanangkan perolehan kontrak baru hingga 10%-15% yoy. Menurut perhitungan Kontan.co.id jika dibandingkan dengan perolehan kontrak di 2022 senilai Rp 23,7 triliun maka total perolehan kontrak baru Adhi Karya di sepanjang tahun ini senilai Rp 27 triliun. Kontrak baru tersebut sebanyak 70% diperoleh dari sektor infrastruktur.
Baca Juga: Waskita Beton Precast (WSBP) Incar Kontrak Baru Rp 3,8 Triliun pada 2023
Adapun proyek dari swasta akan berkontribusi hingga 60% sisanya dari proyek pemerintah sebanyak 40%.
Kontrak baru ADHI di tahun ini juga ditopang oleh potensi penambahan kontrak Ibu Kota Negara (IKN) baru yang jika ditotal menjadi Rp 5 triliun.
Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi Mukhson menjelaskan, ada 7 proyek di IKN yang sedang berjalan saat ini di antaranya hunian pekerja yang selesai pada Maret 2023 lalu Intake Sepaku (selesai triwulan II 2023).
Melansir materi paparannya, sejumlah proyek Adhi Karya di IKN ialah fender Jembatan Pulau Balang, Duplikasi Jembatan Pulau Balang, Rumah Dinas Menteri, land development 1B, dan tol segmen 3A Karang Joang-Kariangau.
“Nilai 7 proyek itu totalnya Rp 2,7 triliun,” ujarnya saat ditemui di MTH 27 Office Suites di Jakarta, Rabu (15/3).
Di sepanjang 2022, ADHI mencatatkan peningkatan dari sisi pendapatan (revenue) sebesar Rp 13,5 triliun atau naik 18% yoy dan laba ADHI menunjukkan peningkatan sebesar 47% yoy menjadi Rp 81,2 Miliar.
Terjadi juga perbaikan leverage dengan total liabilitas ADHI berkurang dari Rp 34,2 triliun di tahun 2021 menjadi Rp 31,2 triliun di tahun 2022 atau menurun 9% dibanding tahun sebelumnya.
Baca Juga: Sariguna Primatirta (CLEO) Optimistis Penjualan AMDK Saat Ramadan Tumbuh Positif
Selain itu, ADHI telah berhasil melakukan profiling liabilitas jangka pendek menjadi jangka panjang atas obligasi yang dimilikinya. Ekuitas ADHI juga bertambah dari Rp 5,7 triliun di tahun 2021 menjadi Rp 8,8 triliun di 2022 atau meningkat 56% dibanding tahun sebelumnya.
Perbaikan rasio leverage dari tahun sebelumnya terjadi dimana terdapat penurunan rasio DER Total dari 6,05x di tahun 2021 menjadi 3,53x di tahun 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News