kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saat Ini, Indonesia Menjadi Negara Paling Dovish di Antara Negara Asean 6


Rabu, 27 Juli 2022 / 07:00 WIB
Saat Ini, Indonesia Menjadi Negara Paling Dovish di Antara Negara Asean 6

Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia saat ini merupakan negara Asean 6 dengan kebijakan moneter paling dovish. Hal ini juga seiring dengan langkah Bank Indonesia (BI) yang masih menahan suku bunga acuan di level 3,5% dalam pertemuan Juli 2022. 

Asal tahu saja, negara-negara yang termasuk dalam Asean 6 adalah negara Indonesia, Vietnam, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Singapura. 

“Bila dibandingkan dengan negara-negara Asean 6, Indonesia merupakan negara dengan stance kebijakan moneter yang paling dovish. Selain Indonesia, ada juga negara Vietnam,” tutur Direktur Eksekutif, Ekonom Senior Bank DBS Radhika Rao dalam Group Interview, Selasa (26/7). 

Baca Juga: Perekonomian Domestik Stabil, Ekonom Bank DBS Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Capai 5%

Radhika mengungkapkan, kebijakan BI yang dovish ini seiring dengan kondisi inflasi fundamental Indonesia yang belum meroket. Inflasi fundamental ini tercermin dari inflasi inti. Bila menilik data otoritas statistik, inflasi inti per Juni 2022 tercatat 2,63% yoy, atau masih berada di target BI yang sebesar 2% yoy hingga 4% yoy. 

Dengan kondisi ini, BI menilai inflasi inti masih terkendali dan belum ada indikasi peningkatan permintaan yang signifikan, seperti yang terjadi di Amerika Serikat (AS). Sehingga, dari kacamata BI, belum ada urgensi meningkatkan suku bunga acuan pada bulan ini. 

Meski begitu, Radhika tak menampik peningkatan inflasi umum sudah mulai terlihat di negara-negara Asean 6, termasuk Indonesia. Namun, peningkatan inflasi ini lebih dipicu oleh peningkatan harga pangan dan peningkatan harga energi, di mana kelompok inflasi ini mencakup sekitar 50% hingga 60% dari total indeks harga konsumen (IHK) negara-negara Asean 6. 

Walaupun BI masih menahan suku bunga kebijakannya, BI memang sudah melakukan pengetatan likuiditas dengan peningkatan giro wajib minimum (GWM) secara bertahap dan menjual surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder, sebagai bagian dari operasi moneter. 

Baca Juga: Gandeng Fintech, Sejumlah Bank Genjot Penyaluran Kredit Secara Digital

Berbeda dengan arah kebijakan BI, negara Asean 6 yang paling hawkish adalah Singapura dan Filipina. Hal ini seiring dengan peningkatan inflasi yang signifikan di negara Singa. 

“Jadi memang kalau kita lihat, inflasi ini memang terjadi peningkatan di beberapa negara. Namun, efeknya akan sangat berbeda bila melihat satu negara dengan negara lain. Different countries, different effect,” tandas Radhika. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×