kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rusia Mengancam Memotong Pasokan Gas Alam ke Eropa


Selasa, 08 Maret 2022 / 19:56 WIB
Rusia Mengancam Memotong Pasokan Gas Alam ke Eropa
ILUSTRASI. Pipa gas;Sumber Foto : comqun.ru

Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Rusia mengancam akan memotong pasokan gas alam ke Eropa melalui pipa Nord Stream 1. Hal ini sebagai tanggapan terhadap sanksi yang dijatuhkan atas invansi ke Ukraina. Ancaman tersebut dikhawatirkan akan meningkatkan gejolak di pasar energi dan mendorong harga konsumsi menjadi lebih tinggi lagi. 

Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengatakan, Rusia memiliki hak untuk mengambil tindakan yang mencerminkan sanksi yang dijatuhkan pada ekonomi Rusia "Tapi belum ada keputusan untuk mematikan Nord Stream 1, dan pipa saat ini beroperasi pada kapasitas secara penuhnya," kata Novak, dikutip dari Bloomberg, Selasa (8/3). 

Komentar itu muncul setelah seharian muncul rumor di pasar gas Eropa. Akibatnya, harga gas pada satu titik melonjak hampir 80% di tengah kekhawatiran gangguan pasokan dari Rusia.

Ketergantungan Eropa pada energi Rusia telah menjadi faktor kunci dalam upaya para pemimpin benua ini untuk menyepakati bagaimana menanggapi invasi Ukraina. 

Baca Juga: Invasi Hari ke-13, Rusia Lakukan Gencatan Senjata di 4 Kota Ukraina

Bulan lalu, Berlin menangguhkan proyek pipa Nord Stream 2 senilai US$11 miliar, dan pejabat Uni Eropa mengatakan mereka sedang mengerjakan rencana yang dapat memotong kebutuhan impor blok itu dari Rusia hampir 80% tahun ini.

Tetapi banyak politisi Uni Eropa tetap waspada. Ini yang menjadi salah satu alasan mengapa Jerman menolak proposal larangan impor minyak. 

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa minyak dan gas Rusia dinilai sangat penting bagi ekonomi Eropa. Sekitar 40% gas impor gas di Uni Eropa dan seperempat minyaknya berasal dari Rusia.

Novak mengatakan bahwa Rusia memiliki pilihan lain untuk menjual minyaknya jika Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa melarang impor Rusia. Dia memperingatkan bahwa setiap langkah memiliki konsekuensi bagi pasar dunia karena harga sudah melonjak hingga $300 per barel atau lebih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×