Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen rilis data di awal bulan dari Amerika Serikat (AS) akan mempengaruhi pergerakan rupiah di hari Jumat (6/8).
Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai Kamis (5/8) malam, pelaku pasar akan mencermati rilis data dari ekonomi AS, yakni trade balance yang diperkirakan defisit US$ 74,1 miliar, dari bulan sebelumnya yang defisit US$ 71,2 miliar, ini akan menjadi sentimen untuk pergerakan rupiah besok.
Beberapa data lain seperti jobless claim, yang pada minggu ke empat Juli yang diprediksi akan menurun menjadi 383.000 dari 400.000 juga menurutnya akan mempengaruhi pergerakan rupiah.
Baca Juga: Arah pergerakan rupiah pada Jumat (6/8) ditentukan oleh faktor eksternal
Selain itu, di hari Jumat ia melihat pasar akan menantikan data tenaga kerja AS yang akan dirilis, seperti non-farm payroll diprediksi tumbuh menjadi 870.000, dan tingkat pengangguran turun menjadi 5,7%.
Alwi memprediksi secara keseluruhan datanya akan positif, sehingga nantinya akan meningkatkan kembali mengenai pengetatan moneter The Fed, dan akan berimbas positif bagi dolar AS dan akan menekan rupiah.
“Dengan potensi ekspektasi data-data ekonomi AS yang cukup baik, USD/IDR diperkirakan masih bergerak di rentang Rp 14.300 per dolar AS – Rp 14.400 per dolar AS,” kata Josua Pardede kepada Kontan, Kamis (5/8).
Sementara itu, melemahnya rupiah di hari ini menurut Josua karena adanya pernyataan dari Wakil Gubernur Fed Richard Clarida, yang mengatakan bahwa Fed diperkirakan akan mulai menaikkan suku bunga Fed rate pada tahun 2023. The Fed juga diperkirakan mengumumkan kebijakan tapering-nya di akhir tahun 2021.
Baca Juga: Positifnya data ekonomi domestik tidak kuat mengangkat rupiah hari ini
“Pernyataan Clarida mendorong pembalikan arah dari Dollar AS, yang sebelumnya sempat melemah akibat rilis data ketenagakerjaan yang turun dibanding periode sebelumnya,” jelas Josua.
Sementara itu, dari dalam negeri, Josua melihat rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2021 yang tercatat 7,07% dan belum cukup signifikan mendorong penguatan rupiah. “Mengingat sentimen global dari penguatan indeks dolar masih mendorong pelemahan rupiah,” katanya.
Rupiah Kamis (5/8), ditutup di harga Rp 14.342,5 per dolar AS, melemah 0,21% dari perdagangan hari sebelumnya. Sedangkan kurs Jisdor melemah 0,13% ke level Rp 14.342 per dolar AS.
Selanjutnya: Rupiah spot melemah 0,21% ke Rp 14.343 per dolar AS pada perdagangan Kamis (5/8)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News