Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang Rusia dengan Ukraina masih berlanjut. Ketidakpastian kapan perang tersebut berakhir berpotensi membuat nilai tukar rupiah melemah.
Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail Zaini mengatakan pelaku pasar sempat mengekspektasikan agresi militer Rusia dan Ukraina akan segera berakhir jika Rusia berhasil menguasai Ibu Kota Ukraina, Kiev.
Namun, hingga kini usaha Rusia menaklukkan Ukraina belum berhasil. Pasukan Kiev telah berhasil memperlambat laju pasukan penyerang Rusia.
Mikail mengatakan akhir dari perang Rusia dan Ukraina mengandung ketidakpastian yang tinggi. "Karena Kiev belum bisa Rusia taklukkan, peperangan masih akan berlanjut dan membuat rupiah melemah," kata Mikail, Minggu (28/2).
Baca Juga: Rupiah Melemah 0,26% Dalam Sepekan, Berikut Sentimen Pemicunya
Sebelumnya, Jumat (25/2), rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,19% ke Rp 14.364 per dollar AS. Kompak, kurs JISDOR versi Bank Indonesia (BI) juga menguat tipis 0,01% ke RP 14.369 per dollar AS.
Sementara, Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya mengatakan bila respon pelaku pasar cenderung mengacuhkan perang di Ukraina dan Rusia, maka tidak menutup kemungkinan rupiah akan bergerak menguat.
Meski begitu, perkembangan perang yang terbaru tetap berpotensi membawa pengaruh pada pergerakan rupiah. Apalagi, setelah libur di Indonesia.
Untuk perdagangan rupiah di Selasa (1/3), Mikail memproyeksikan bergerak melemah di rentang Rp 14.400 per dollar AS-Rp 14.450 per dollar AS. Sementara, Andian mengekspektasikan rupiah berada di rentang Rp 14.300 per dollar AS-Rp 14.500 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News