kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rumah sakit masih kewalahan menghadapi lonjakan kasus corona


Jumat, 16 Juli 2021 / 06:45 WIB
Rumah sakit masih kewalahan menghadapi lonjakan kasus corona

Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) mengaku bahwa rumah sakit di berbagai wilayah masih kewalahan menangani pasien Covid-19 yang terus bertambah.

Sekretaris Jenderal ARSSI Ichsan Hanafi menyampaikan, rumah sakit-rumah sakit yang berada di zona merah seperti Jabodetabek saat ini memiliki level bed occupation rate (BOR) di atas 95% untuk kapasitas isolasi. Hampir seluruh ruangan intensive care unit (ICU) penuh di berbagai rumah sakit.

Padatnya pasien Covid-19 di rumah sakit tentu membuat kebutuhan oksigen meningkat signifikan hingga 4 kali lipat. “Kami masih was-was dengan kondisi oksigen. Walau sudah dapat bantuan dari sinergi dengan berbagai pihak, tingkat kebutuhan masih sangat tinggi,” ungkap Hanafi, Kamis (15/7).

Baca Juga: Pasokan bahan baku obat dan alat kesehatan Indonesia masih tergantung impor

Setali tiga uang dengan stok obat-obatan terkait penanganan Covid-19 seperti Remdevisir yang langka di berbagai rumah sakit.

Masalah pihak rumah sakit kian pelik lantaran mereka kesulitan mencari tambahan tenaga kesehatan (nakes) dan dokter. Sudah menjadi fakta bahwa banyak nakes dan dokter ikut tertular Covid-19 sehingga harus mendapat perawatan dan tidak bisa bekerja. Tak sedikit pula dari mereka yang gugur saat menangani pasien Covid-19.

Hanafi berharap pemerintah bisa cepat membantu pembayaran klaim rumah sakit atas kasus Covid-19. Ini mengingat beban operasional rumah sakit kian membengkak, di mana rumah sakit butuh dana ekstra untuk membeli obat-obatan, oksigen, dan alat kesehatan lainnya.

Belum lagi, pihak rumah sakit juga mesti menyediakan insentif bagi para nakes dan dokter yang terus-terusan lembur menangani pasien Covid-19.“Pembayaran klaim Covid-19 itu penting bagi rumah sakit, karena keuangan kami juga ada batasnya,” tandas dia.

Selanjutnya: Banyak fasilitas kolaps akibat Covid-19, industri kesehatan harus segera dibenahi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×