Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Rukun Raharja Tbk siap memacu kinerja di paruh kedua 2022. Emiten distribusi gas alam dan infrastruktur gas berkode saham RAJA itu menargetkan bisa membukukan pertumbuhan kinerja dibanding realisasi tahun 2021 pada tahun 2022 ini.
Direktur RAJA, Oka Lesmana Firdauzi mengatakan, RAJA bakal terus mengusahakan peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan bisnis yang sudah berjalan, serta terus mengejar tambahan manfaat ekonomis dari sumber-sumber pendapatan yang baru.
“Manajemen menargetkan kinerja semester II tahun 2022 akan lebih baik dari semester I tahun 2022. Demikian pula jika dibanding kinerja tahun 2021, manajemen juga optimis dengan adanya peningkatan dari sisi total pendapatan maupun laba bersih,” ujar Oka kepada Kontan.co.id (24/8).
Baca Juga: Rukun Raharja (RAJA) Serap Belanja Modal US$ 9 Juta di Semester I-2022
Oka tidak merinci berapa persisnya pendapatan dan laba bersih yang ingin RAJA kejar di sepanjang tahun 2022. Namun sebagai gambaran, mengutip laporan keuangan tahunan perusahaan, RAJA tercatat membukukan pendapatan sebesar US$ 98,14 juta dengan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar US$ 2,25 juta di tahun 2021. Artinya, jika pertumbuhan kinerja berhasil direalisasi, kinerja RAJA akan melebihi angka-angka tersebut.
Sepanjang paruh pertama tahun 2022, RAJA telah menunjukkan pertumbuhan kinerja, baik pada sisi pendapatan, maupun laba. Menukil laporan keuangan interim perusahaan, RAJA membukukan pendapatan sebesar US$ 56,08 juta di sepanjang Januari-Juni 2022. Jumlah tersebut naik 11,84% dibanding realisasi pendapatan RAJA pada Januari-Juni 2021 lalu yang berjumlah US$ 50,14 juta.
Sejatinya, kenaikan tersebut diimbangi kenaikan pengeluaran pada sejumlah pos beban. Beban pokok pendapatan misalnya. Pengeluaran RAJA pada pos ini tercatat naik 11,06% secara tahunan atau year-on-year (YoY) menjadi US$ 46,96 juta di Januari-Juni 2022. Sebelumnya, beban pokok pendapatan RAJA hanya mencapai US$ 42,28 juta pada Januari-Juni 2021 lalu.
Kenaikan pengeluaran juga dijumpai pada beban umum dan administrasi serta beban bunga. Tercatat, beban umum dan administrasi RAJA naik 9,06% YoY dari semula US$ 5,91 juta pada Januari-Juni 2021 menjadi US$ 6,44 juta di Januari-Juni 2022. Sementara itu, beban bunga RAJA tercatat naik 11,26% YoYdari semula US$ 897.438 pada Januari-Juni 2021 menjadi US$ 998.519 di Januari-Juni 2022.
Meski begitu, setelah dikurangi pengeluaran pada beragam pos beban, RAJA berhasil mengantongi laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar US$ 2,81 juta pada Januari-Juni 2022. Jumlah tersebut naik 976,76% dibanding realisasi Januari-Juni yang sebesar US$ 261.172.
Menurut Oka, kenaikan pendapatan RAJA berasal dari peningkatan pendapatan penjualan gas dan kontribusi unit bisnis baru perusahaan, yaitu LPG Terminal di Rembang dan Operation & Maintenance pada pembangkit tenaga panas bumi (PLTP) Geothermal Star Energy Gunung Salak.
“Selain dari peningkatan pendapatan seperti dijelaskan sebelumnya, kenaikan laba bersih Perseroan juga disebabkan oleh kenaikan bagian laba dari investasi Perseroan pada unit bisnis investasi hulu. Hal ini terkait dengan kenaikan harga minyak mentah yang cukup signifikan,” imbuh Oka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News