kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rekor baru, musim panas tahun ini di Eropa yang paling terik


Rabu, 08 September 2021 / 21:10 WIB
Rekor baru, musim panas tahun ini di Eropa yang paling terik

Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Musim panas tahun 2021 akan dicatat sebagai musim panas paling terik yang pernah dirasakan benua Eropa. Catatan suhu terpanas sebelumnya 0,1 derajat Celcius lebih rendah dari tahun ini.

Dilansir dari Reuters, layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa mengatakan, suhu udara permukaan rata-rata pada Juni-Agustus mendekati 1 derajat Celcius di atas rata-rata 1991-2020. Catatan ini membuatnya jadi yang terpanas dalam tiga dekade.

Musim panas paling terik sebelumnya tercatat pada tahun 2010 dan 2018, saat itu suhunya 0,1 derajat Celcius lebih rendah dari tahun ini.

Suhu terpanas ini sekaligus menunjukkan dampak nyata pemanasan global jangka panjang serta emisi gas rumah kaca yang mengubah iklim planet Bumi secara menyeluruh.

Dalam laporan resminya, Copernicus menyatakan, secara global, Agustus 2021 dan Agustus 2017 adalah bulan terpanas ketiga dalam catatan, hanya 0,3 derajat Celcius lebih hangat dari rata-rata periode 1991-2020.

Baca Juga: Pemanasan global meningkatkan jumlah bencana alam hingga lima kali lipat

Copernicus telah mencatat perubahan iklim dan suhu global sejak tahun 1950-an. Tapi, catatannya baru mulai disusun secara rutin sejak 1990-an.

Khusus untuk Eropa, Agustus 2021 mendekati rata-rata 1991-2020, tetapi kondisinya cukup berbeda di berbagai belahan Eropa lain.

Rekor suhu tertinggi tercatat di negara-negara Mediterania, suhu yang lebih hangat dari rata-rata ada di wilayah Timur. Dan, wilayah Utara Eropa umumnya merasakan suhu di bawah rata-rata.

Sebelum data ini dirilis, kelompok lingkungan pada Selasa (7/9) menyerukan konferensi Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-26 (COP26) yang awalnya dijadwalkan berlangsung 31 Oktober hingga 12 November di Glasgow untuk ditunda.

Jaringan Aksi Iklim (CAN) mengatakan, kondisi pandemi akan menyulitkan para delegasi untuk hadir dalam pertemuan itu. Biasanya, akan ada delegasi dari lebih dari 190 negara menghadiri COP26.

Selanjutnya: PBB: Bencana alam menewaskan 2 juta orang dalam 50 tahun, kerugian US$ 3,64 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×