Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku industri properti mulai mewaspadai ancaman penyebaran varian Omicron di Indonesia, meski dampak varian tersebut diyakini tidak separah gelombang varian Delta di tahun 2021 lalu.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Real Estate Indonesia (REI) Hari Ganie menyampaikan, sampai saat ini belum ada dampak varian Omicron yang dirasakan oleh industri properti. Terlebih lagi, mayoritas kegiatan ekonomi masih berlangsung secara normal dan belum ada kebijakan pengetatan kembali oleh pemerintah.
“Belum keluar lagi kebijakan PPKM skala besar. Jadi, belum berdampak ke ekonomi secara umum, termasuk properti,” ujar dia, Senin (17/1).
Meski begitu, REI tetap mewaspadai bahaya Omicron yang diperkirakan pemerintah akan mencapai puncaknya mulai bulan Februari mendatang.
Baca Juga: Izin Perumahan Terkekang, Insentif PPN Terasa Hambar
REI tetap optimistis terhadap prospek industri properti di tahun 2022 seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diprediksi bisa mencapai level 5,5%. Pemulihan di sektor properti sebenarnya sudah mulai terjadi sejak kuartal IV-2021 lalu, di mana permintaan properti untuk segmen kelas menengah kembali bergairah.
Sebelumnya, sepanjang kuartal I hingga kuartal III tahun lalu permintaan properti lebih didominasi oleh segmen menengah ke atas yang relatif kondisi ekonominya tidak begitu terganggu oleh pandemi Covid-19. “Dahulu, beberapa konsumen kelas menengah ada yang membatalkan cicilan propertinya karena terkena dampak pandemi,” ungkap Hari.
Kembali terkait ancaman Omicron, Hari yakin para pengembang properti Indonesia sudah belajar banyak dari pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung dua tahun terakhir. Dari sisi kebijakan, para pengembang masih diuntungkan dengan diperpanjangnya insentif PPN DTP di sektor properti pada tahun ini.
Di samping itu, para pengembang properti juga sudah semakin lihai dalam menjalankan strategi pemasaran produk secara online, sehingga penjualan properti dapat tetap tumbuh di tengah pandemi. “Strategi marketing yang berbasis online sudah dikuasai oleh para pengembang besar maupun menengah,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News