Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan kebutuhan anggaran program Rasio Elektrifikasi Nasional 100% mencapai Rp 12,02 triliun.
Kebutuhan anggaran yang besar diharapkan bisa dipenuhi dari penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) ditahun mendatang. Apalagi, program ini ditargetkan rampung pada 2022.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mengungkapkan, pihaknya telah meminta PLN untuk mendetailkan kebutuhan Rp 12,02 triliun tersebut akan digunakan untuk apa saja.
Baca Juga: Kementerian ESDM: Program rasio elektrifikasi (RE) ditargetkan rampung 2022
"Bagaimanapun PMN merupakan uang negara, uang rakyat. Kita punya fungsi pengawasan jadi kita awasi pemanfaatan dananya. Kita minta PLN rinci kebutuhan dananya," kata Eddy kepada Kontan.co.id, Minggu (30/5).
Eddy melanjutkan, jika nantinya alokasi dana PMN untuk tahun depan tak mencapai kebutuhan yang ada maka PLN diharapkan dapat mengambil opsi lain termasuk melakukan efisiensi.
Eddy pun memastikan, target selesainya program Rasio Elektrifikasi ditahun 2022 harus tetap dijaga.
"Target tidak boleh mundur, itu merupakan kebutuhan dan hak masyarakat," sambung Eddy.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menjelaskan saat ini opsi pendanaan memang paling dimungkinkan berasal dari PMN. Apalagi, pada kondisi saat ini Fabby menilai sulit untuk meminta PLN mencari pinjaman dari luar.
"Wajar diberikan PMN, ini kan target yang dibuat pemerintah," kata Fabby.
Fabby melanjutkan, selain berfokus pada program RE. PLN juga harus meningkatkan mutu pelayanan listrik untuk masyarakat.