kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Raja Salman: Iran sedang dalam upaya memiliki senjata pemusnah massal


Kamis, 12 November 2020 / 12:40 WIB
Raja Salman: Iran sedang dalam upaya memiliki senjata pemusnah massal

Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - RIYADH. Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, mendesak dunia untuk segera mengambil tindakan tegas terkait serangkaian program nuklir Iran yang bertujuan untuk melahirkan senjata pemusnah massal.

Pernyataan Raja Salman ini disampaikan dalam pidato tahunan di depan badan penasihat pemerintah hari Kamis (12/11). Secara khusus, Raja Salman menyoroti upaya Iran dalam membangun program nuklir dan rudal balistik.

"Kerajaan menekankan bahaya proyek regional Iran, campur tangannya di negara lain yang mendorong terorisme, upayanya memperkuat sektarianisme, dan upayanya memiliki senjata pemusnah massal," ungkap Raja Salman kepada Dewan Syura melalui videolink, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Akhirnya, Arab Saudi memberi selamat kepada Biden atas kemenangannya

Pidato tersebut merupakan pidato publik pertamanya sejak dia berpidato di depan Majelis Umum PBB pada September lalu. Saat itu, Raja Salman juga secara khusus menyoroti aktivitas Iran.

Masyarakat muslim Sunni Arab Saudi dan Syiah Iran telah bersaing satu sama lain selama puluhan tahun. Masing-masing berupaya memperkuat pengaruhnya di seluruh wilayah Timur Tengah.

Hal tersebut yang menyebabkan Arab Saudi dan Iran sering ikut serta dalam berbagai konflik yang terjadi di Timur Tengah, mulai dari Suriah hingga Yaman.

Kekhawatiran Arab Saudi atas program nuklir Iran mulai memuncak kembali setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir dunia tahun 2018 lalu dan mulai menerapkan kembali sanksi ekonomi yang ketat terhadap Iran.

Selanjutnya: Iran: Amerika tidak lagi mengontrol dunia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×