Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi, PT Pyridam Farma Tbk, membidik pertumbuhan bisnis yang cukup signifikan pada tahun ini. Perusahaan berkode saham PYFA ini menargetkan angka penjualan dapat meningkat hingga minimal 50% dari realisasi tahun sebelumnya.
PYFA belum merilis secara resmi laporan keuangan tahun buku 2021. Namun, manajemen Pyridam menyampaikan bahwa kinerja penjualan perusahaan tahun lalu, berhasil melampaui ekspektasi, di mana mampu tumbuh lebih dari 50% dari realisasi tahun 2020.
Adapun, hingga September tahun lalu, PYF tercatat membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 108,10% menjadi Rp 406,37 miliar. Di mana pada periode yang sama tahun sebelumnya, penjualan PYFA hanya mencapai Rp 195,27 miliar.
Corporate Communication Manager Pyridam Farma, Kezia Mareshah menuturkan, untuk memaksimalkan laju bisnis di tahun ini, PYFA terus aktif menambahkan produk unggulan, seperti produk inovator maupun produk yang relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Baca Juga: PT Timah (TINS) Menganggarkan Capex Hingga Rp 2 Triliun Tahun Ini
"Strategi ini dilakukan dengan memperkuat R&D serta kerja sama dengan perusahaan farmasi, baik di dalam maupun luar negeri," kata Kezia, saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (14/3).
Pada tahun ini, lanjut dia, beberapa divisi bisnis PYFA juga akan meluncurkan berbagai produk baru. Mulai dari divisi produk obat resep, consumer health PYFAHEALTH, PYFAESTHETIC, dan alat kesehatan.
Kezia tidak memerinci lebih detail terkait produk apa saja yang akan rilis tahun ini. Namun, mengutip catatan Kontan.co.id sebelumnya, PYFA mangatakan bahwa kuartal pertama tahun ini, pihaknya akan meluncurkan dua produk untuk membantu meningkatkan imunitas tubuh selama pandemi Covid-19.
Dua produk itu yakni PYFAHEALTH Vitamin E 100 IU dan PYFAEHALTH Multivitamin & mineral. Kedua varian ini hadir untuk melengkapi empat varian sebelumnya yang sudah diluncurkan pada bulan Desember 2021.
Baca Juga: Gunawan Dianjaya Steel (GDST) Alokasikan Belanja Modal Rp 100 Miliar Tahun Ini
Kezia mengatakan, pihaknya belum bisa membeberkan berapa alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex) yang dianggarkan tahun ini. Dia hanya menyebut bahwa dana capex 2022 akan digunakan terutama untuk kebutuhan mesin, peralatan IT, serta teknologi dan peralatan penunjang fasilitas lainnya.
"Capex perseroan akan bersumber dari bonds, dana internal , dan atau atau lembaga perbankan," sebutnya.
Hingga kuartal III-2021, PYFA terpantau membukukan penurunan laba periode berjalan. Mengutip laporan keuangan perusahaan, laba PYFA menyusut 0,96%, dari semula Rp 16,12 miliar menjadi Rp 15,96 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
