Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menilai bahwa tahun 2023 menjadi periode dinamis dan penuh tantangan terkait dengan adanya isu global yang terjadi.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan INTP Antonius Marcos menyebutkan Perang Rusia Ukraina dan resesi global yang terjadi dan berdampak ke Indonesia tentunya akan mempengaruhi dunia usaha secara umum dan juga pengaruh ke industri semen.
"Namun katalis positif dari akan dimulainya pembangunan proyek-proyek IKN, tentu membawa harapan tersendiri bagi industri semen. Khususnya yang produk dan keberadaan pabrik kami di Kalimantan adalah sangat siap untuk mendukung proyek IKN tersebut," jelas Antonius kepada Kontan, Senin (16/1).
Baca Juga: Tekan Emisi, Indocement (INTP) Gencarkan Penggunaan Semen Hijau Ramah Lingkungan
Dengan proyeksi tersebut, INTP mencanangkan pertumbuhan penjualan positif di kisaran 1% sampai 2% di tahun 2023.
Mengenai strategi yang dilakukan, Antonius mengatakan pihaknya mempunyai keunggulan line pabrik yang banyak. Dengan begini, setiap saat pihaknya bisa menghidupkan line-line pabrik yang lama jika memang ada keterbutuhan volume semen di pasar.
"Sejauh ini market share kami berkisar 24% - 26% naik dan turun mengikuti dinamika pasar dan persaingan yang ada di masing masing daerah," sambungnya.
Mengenai persaingan yang terjadi di pasar semen yang diikuti oleh perusahaan asing dari Thailand dan China, INTP percaya diri masih bisa bertahan. Pihaknya tidak memiliki rencana menutup pabrik atau line tahun ini. Antonius mengatakan, semua pabrik-pabrik yang terbaru berjalan sesuai rencana.
"Terkait pemain semen dari Thailand dan China, kami pikir selama mereka tidak melakukan praktek dumping dan tetap melakukan praktik-praktik persaingan usaha yang sehat, kami pikir sah saja jika memang mereka bisa mendominasi area tertentu karena lokasi pabrik mereka dekat dengan pasar tersebut," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News