Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) menambah produksi sebesar 16 Million Standard Cubic Feet Per Day (MMSCFD) lewat proyek KLD.
Deputi Operasi SKK Migas, Julius Wiratno mengungkapkan Proyek KLD rampung di awal tahun 2021 dan telah dilakukan seremoni pada 22 Januari 2021 lalu.
Julius melanjutkan, peningkatan pengawasan juga akan terus dilakukan pada proyek lainnya.Capaian ini juga dinilai menjadi inovasi terobosan di tengah kondisi hulu migas yang tertekan akibat pandemi covid-19 khususnya disepanjang tahun 2020 lalu.
Baca Juga: CDP: Perlu kerjasama pemerintah dan swasta untuk mencegah deforestasi di Indonesia
"Kami berharap capaian yang membanggakan ini dapat dilanjutkan dengan baik agar aktivitas hulu migas oleh PHE ONWJ dapat terus memberikan dampak positif pada produksi migas, termasuk memberikan multiplier effect pada perekonomian serta ketenagakerjaan. Dalam jangka panjang akan menopang upaya mencapai produksi 1 juta barel minyak dan 12 BSCFD gas di 2030 untuk mewujudkan ketahanan energi nasional," kata Julius dalam keterangan resmi, Minggu (24/1).
Sementara itu, Direktur Pengembangan & Produksi PHE, Taufik Aditiyawarman mengatakan keberhasilan penyelesaian proyek yang lebih cepat dari target dengan zero incident ini merupakan kerja keras dan kolaborasi yang baik dari berbagai pihak.
“Kami mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang terlibat yakni masyarakat dan pemerintah daerah setempat, SKK Migas, seluruh pekerja PHE ONWJ serta pelaksana pekerjaan PT Meindo Elang Indah,” kata Taufik.
Taufik menambahkan, segala tantangan yang ada selama pandemi, tak menyurutkan semangat PHE ONWJ untuk dapat menyelesaikan proyek lebih cepat 3 bulan dari jadwal yang ditetapkan, Dan yang paling penting adalah pencapaian sekitar 1.16 juta jam kerja aman tanpa kecelakaan.
Lapangan Proyek KLD yang berlokasi di lepas pantai Utara Jawa Barat, berhasil diselesaikan dengan skema PSC gross split.
Baca Juga: Menteri ESDM kembali tekankan pentingnya pemanfaatan biodiesel untuk ketahanan energi
Sejak dimulai di bulan April tahun 2019, Proyek KLD telah melalui beberapa tahapan diantaranya fabrikasi di lapangan Handil, load out & sail away di pertengahan Juli 2020, instalasi offshore, kegiatan pemboran, hookup& commissioning dan start up.
Lapangan KLD telah mulai mengalirkan gas sejak Desember 2020 lalu. Pada awal Januari PHE ONWJ telah menyelesaikan periode performance test sesuai dengan parameter operasi produksi. Dari Lapangan KLD ini ditargetkan produksi gas sebesar 16 MMscfd pada periode puncak produksi.
“Produksi dari Lapangan KLD akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan dalam negeri sehingga menjadi pendorong roda perekonomian industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ,“ pungkas Taufik.
Selanjutnya: Akibat banjir di Kalimantan, produksi dan distribusi batubara tersendat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News