Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi minyak dan gas bumi Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) hingga akhir tahun 2022 mencapai 9.941 Barrel Oil Equivalent (BOE) atau setara 115% dari target yang ditetapkan.
Deputi Dukungan Bisnis Rudi Satwiko mengungkapkan, capaian produksi PHE WMO di tengah tantangan perekonomian merupakan sesuatu yang positif. Kinerja ini diharapkan berlanjut di tahun depan.
"Terutama setelah pandemi melandai, perekonomian menggeliat dan kita bersiap menghadapi ancaman krisis ekonomi global. Kemandirian produksi energi tentu sangat dibutuhkan dalam menopang pembangunan," kata Rudi dalam siaran pers, Minggu (1/1).
Baca Juga: Pertamina Hulu Rokan Mulai Kegiatan Produksi dari 391 Sumur
General Manager Zona 11 Muhammad Arifin mengungkapkan, PHE WMO menghadapi sejumlah tantangan dalam proses produksi minyak. Kendala pertama adalah tertundanya reaktivasi dua sumur ESP di PHE-30. Kendala lainnya adalah tertundanya rencana onstream work over sumur ESP PHE-40A1R.
"Keduanya mundur beberapa bulan, karena masalah teknis saat pelaksanaan. Seharusnya bulan Mei menjadi Agustus 2022," kata Arifin.
Arifin menjelaskan, dengan situasi tersebut, pihaknya melakukan sejumlah langkah antisipasi dengan mengoptimasi lifting di sumur PHE-12A1, upaya lowering PHE-38A4, kegiatan well service dengan penggantian pompa ESP pada sumur PHE-40A3R, alternative power generation di PHE 30 serta beberapa kegiatan reaktivasi sumur. Upaya tersebut diklaim dapat menahan laju decline rate di PHE WMO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News