kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produk Unggas Berlebih, Pinsar Usul Bansos dalam Bentuk Telur dan Ayam


Sabtu, 12 Maret 2022 / 05:00 WIB
Produk Unggas Berlebih, Pinsar Usul Bansos dalam Bentuk Telur dan Ayam

Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasokan produksi perunggasan melimpah. Akibatnya, Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) menyebut, harga jual produk unggas masih belum menguntungkan bagi para peternak.

Untuk menyerap kelebihan pasokan, Pinsar mengusulkan agar proram bantuan sosial (bansos) pemerintah diberikan dalam bentuk barang seperti telur dan ayam. "Kami mengusulkan program pemerintah seperti program keluarga harapan (PKH) atau bansos dikembalikan dalam bentuk barang yaitu telur dan ayam," kata Ketua Umum Pinsar Singgih Januratmoko kepada Kontan.co.id, Jumat (11/3).

Pemerintah melalui Keputusan Menteri Pertanian pada Januari 2022 lalu telah melakukan pengaturan dan pengendalian produk DOC final stok ayam ras, untuk bulan Februari dan Maret melalui cutting.

Kebijakan cutting, kata Singgih, cukup efektif dalam untuk mengatasi permasalah harga ayam hidup. Hanya saja, ia juga berharap, ada juga pembatasan harga day old chicken (DOC). "Cutting cukup efektif untuk harga ayam hidup. Tetapi harus juga ada pembatasan harga DOC, maksimal Rp 6.500," imbuhnya.

Baca Juga: Pinsar: Bisnis Telur Ayam Masih Memiliki Prospek yang Menjanjikan

Soal konflik antara Rusia dan Ukraina, Singgih menyebut, belum berdampak secara langsung kepada industri perunggasan nasional. Adapun kenaikan harga pakan sendiri memang sudah terjadi sejak pertengahan tahun

"Rusia-Ukraina belum berdampak langsung pada perunggasan nasional, sedangkan kenaikan harga pakan sudah terjadi sejak pertengahan tahun sampai akhir tahun lalu," ujarnya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud menyebutkan, produksi ayam ras tahun 2022 diperkirakan mencapai 4,07 juta ton. Sementara, total kebutuhan nasional masih 3,19 juta ton. Maka tahun ini diperkirakan terjadi surplus produksi sebesar 883.000 ton.

Hal yang sama juga terjadi pada komoditas telur ayam ras di tahun 2022 yang diperkirakan mencapai 5,92 juta ton. Sementara total kebutuhannya mencapai 5,31 juta ton atau diperkirakan surplus 615.000 ton.

Baca Juga: Harga Telur Melonjak, Penjualan di Agen dan Pedagang Pasar Merosot

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×