Sumber: Al Jazeera | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - PORT-AU-PRINCE. Presiden Haiti Jovenel Moïse tewas dibunuh dalam serangan di rumahnya, menurut perdana menteri sementara Haiti, yang menyebut pembunuhan itu sebagai "tindakan yang penuh kebencian, tidak manusiawi, dan barbar".
Sekelompok orang tak dikenal menyerang kediaman pribadi Moïse pada Rabu (7/7) malam dan menembaknya, Perdana Menteri Sementara Haiti Claude Joseph mengatakan.
Ibu Negara Martine Moïse tertembak dalam serangan itu tapi selamat, dan saat ini dirawat di rumahsakit, Joseph menambahkan. Hanya, ia tidak mengungkapkan kondisinya saat ini.
“Situasi keamanan negara berada di bawah kendali Polisi Nasional Haiti dan Angkatan Bersenjata Haiti,” kata Joseph dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Al Jazeera. “Demokrasi dan republik akan menang”.
Haiti, negara termiskin di Amerika, sudah berada dalam situasi politik yang genting sebelum pembunuhan itu, menjadi semakin tidak stabil dan tidak puas di bawah Pemerintahan Moïse.
Baca Juga: Pemerintah Haiti tangkap pejabat negara yang diduga terlibat upaya kudeta
Moïse, yang berusia 53 tahun, diperintah melalui dekrit selama lebih dari dua tahun setelah negara itu gagal menyelenggarakan pemilihan umum dan oposisi menuntut pengunduran dirinya dalam beberapa bulan terakhir.
Pada Rabu dini hari, jalan-jalan sebagian besar kosong di ibu kota Port-au-Prince. Tetapi, beberapa orang menggeledah tempat-tempat bisnis di satu daerah. Setelah serangan itu, suara tembakan terdengar di seluruh ibu kota.
Joseph mengatakan, polisi telah dikerahkan ke Istana Nasional dan komunitas kelas atas Pétionville serta akan dikirim ke daerah lain.
Dia mengatakan, beberapa penyerang berbicara dalam bahasa Spanyol tetapi tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Republik Dominika menyatakan, akan menutup perbatasannya dengan Haiti di Pulau Hispaniola.
Selanjutnya: Inilah negara dengan paspor terlemah di dunia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News