kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Porsi Kredit ke Sektor Batubara di BNI Tinggal 2%, Ini Penyebabnya


Rabu, 21 September 2022 / 05:00 WIB
Porsi Kredit ke Sektor Batubara di BNI Tinggal 2%, Ini Penyebabnya

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk meningkatkan komitmen pada penyaluran berkelanjutan atau ESG. Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyatakan bahkan kontribusi kredit ke industri batubara semakin mengecil. 

"Komposisi kredit batubara di BNI saat ini hanya sebesar 2% dari total kredit, sehingga walaupun mungkin kenaikan harga komoditas juga menguntungkan untuk masuk ke sektor ini. Namun kami tidak berencana untuk meningkatkan ekspansi ke sektor komoditas batubara," ujar Novita mengutip keterbukaan informasi pada Selasa (20/9).

Ia menyatakan, BNI Telah mempertimbangkan komitmen terhadap penguatan ESG. Oleh sebab itu, BNI melihat sektor batubara merupakan sektor yang sangat selektif untuk diberikan pembiayaan. 

Adapun Head of Investor Relations BNI Yohan Setio menambahkan tren pertumbuhan kredit ke industri batubara tidak sebesar pertumbuhan kredit ke sektor-sektor yang lain. BNI menyelaraskan strategi pertumbuhan kredit dengan kebijakan Pemerintah.

Baca Juga: Ingin Tumbuh Berkesinambungan, Ini BNI Strategi Mengejar ROE di Atas 18% di 2025

"Sebagaimana diketahui, dari Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan target net zero emissions tahun 2060. Maka dapat kita lihat, bahwa dari Pemerintah juga sudah mulai mengarahkan agar pembangkit listrik juga mulai melakukan diversifikasi sumber energinya dari batubara menjadi sumber daya yang renewable," paparnya.

Lanjutnya, bila  kebijakan Pemerintah berhasil diterapkan secara efektif, tentunya eksposur kami terhadap batu bara juga akan bertahap turun. Namun jika BNI tiba-tiba menghentikan pembiayaan ke batubara, dampaknya akan tidak baik terhadap ekonomi dimana ada potensi tidak lagi menerima supply listrik ke Indonesia, hal ini akan menimbulkan kekacauan dari sisi ekonomi.

"Maka sektor batu bara ini sesungguhnya memang tidak ideal, namun secara bertahap akan dilakukan pengurangan seiring dengan kebijakan Pemerintah," pungkasnya. 

Asal tahu saja, BNI telah memacu ekspansi kredit yang tumbuh 8,9% secara tahunan sehingga mencapai Rp 620,42 triliun per semester 1-2022.

Selama paruh pertama tahun ini, BNI menyalurkan pencairan kredit Rp 74,3 triliun, lebih tinggi dibandingkan di kuartal kedua 2021 yang mencapai Rp 59,3 triliun. Pencairan kredit di kuartal kedua 2022 ini utamanya disalurkan kepada top tier debitur korporasi.

Baca Juga: Bank Central Asia (BBCA) Perkirakan NIM akan Tumbuh ke Depan, Ini Pendorongnya

Akselerasi penyaluran kredit ini menjadikan pembiayaan ke segmen Korporasi Swasta yang tumbuh 14,7% menjadi Rp 205,3 triliun, segmen large commercial yang tumbuh 31,2% menjadi Rp 48,5 triliun, segmen small juga tumbuh 10,2% dengan nilai kredit Rp 100,2 triliun.

Secara keseluruhan kredit di sektor Business Banking ini tumbuh 7,7% menjadi Rp 512,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×