Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar tahun 2021 telah lama menuai polemik di kalangan masyarakat Jepang. Pelaksanaannya di tengah pandemi Covid-19 membuat banyak orang khawatir.
Sejak tahun lalu, gelombang protes telah muncul dari berbagai lapisan masyarakat. Pada umumnya, mereka meminta agar Olimpiade Tokyo ditunda, atau bahkan dibatalkan sepenuhnya, demi mencegah penyebaran virus corona.
Wajar saja, gelaran olahraga tingkat dunia ini menarik ribuan atlet, beserta staf dan pengurus, dari berbagai penjuru dunia ke satu titik, Tokyo.
Saat ini, dukungan terhadap Perdana Menteri Yoshihide Suga mulai menurun. Kepercayaan rakyat terhadap kemampuan sang pemimpin mengendalikan pandemi mulai luntur.
Baca Juga: WHO: Risiko penyebaran Covid-19 selama Olimpiade tidak bisa dihindari
Dilansir Reuters, dari jajak pendapat harian bisnis Nikkei yang dilakukan pada 23-25 Juli 2021, dukungan masyarakat terhadap Suga saat ini turun sembilan poin menjadi 34%, terendah sejak ia menjabat September tahun lalu.
Hampir dua pertiga responden mengatakan, peluncuran vaksinasi virus corona di Jepang tidak berjalan dengan baik.
Berbagai hambatan membuat program vaksinasi nasional terlambat. Sampai saat ini, baru kurang dari seperempat populasi Jepang yang telah menerima vaksinasi penuh. Catatan yang buruk untuk negara maju sekelas Jepang.
Rencana Suga untuk mengadakan Olimpiade yang bebas Covid-19 dan pemilihan umum dengan normal akhir tahun ini sepertinya agak sulit dicapai.
Terancam kehilangan dukungan dalam pemilu
Merespons kabar menurunnya dukungan terhadap dirinya, Suga mengatakan kepada majalah bulanan Hanada, dia yakin dengan apa yang ia lakukan dan akan tetap maju.
Analis independen Atsuo Ito menyebutkan, kekaguman publik pada Olimpiade dan para atlet sama sama sekali tidak berhubungan dengan tingkat kepercayaan mereka kepada Suga.
"Bahkan, jika orang memuji penampilan para atlet, itu tidak akan dikaitkan dengan tingkat dukungan Suga," kata Ito.
Masa jabatan Suga sebagai Presiden Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa berakhir pada September nanti, dan pemilihan majelis rendah parlemen harus diadakan di November.
Baca Juga: TV Korea Selatan minta maaf atas siaran pembukaan Olimpiade Tokyo, ada apa?