kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN butuh Rp 72,4 triliun per tahun untuk mendorong kelistrikan 10 tahun ke depan


Senin, 11 Oktober 2021 / 10:10 WIB
PLN butuh Rp 72,4 triliun per tahun untuk mendorong kelistrikan 10 tahun ke depan

Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) diperkirakan bakal membutuhkan investasi rata-rata Rp 72,4 triliun per tahun untuk proyek ketenagalistrikan dalam kurun 2021 hingga 2030.

Merujuk dokumen Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, kebutuhan investasi RP 72,4 triliun per tahun ini meliputi investasi pembangkit sebesar Rp 28,5 triliun per tahun, investasi transmisi dan gardu induk Rp 21,3 triliun per tahun, distribusi Rp 17,6 triliun per tahun dan lainnya sebesar Rp 5 triliun per tahun.

Akan tetapi, kebutuhan investasi di atas belum memasukkan investasi untuk pemeliharaan yang sekitar Rp 22,5 triliun per tahun.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, berdasarkan pertimbangan kemampuan investasi PLN maka investasi perusahaan setrum pelat merah tersebut bakal didrong untuk pengembangan dan penguatan sistem penyaluran tenaga listrik serta peningkatan layanan konsumen.

Selain itu, pihaknya juga mendorong peran Independent Power Producer (IPP) ke depaannya lebih besar khususnya dalam investasi pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT).

"Sinergi PLN dan seluruh stakeholders mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Pihak swasta, badan usaha pengembang, lembaga pendanaan dalam mendukung penyediaan investasi yang sangat besar," ungkap Arifin dalam Webinar Diseminasi RUPTL 2021-2030 belum lama ini.

Baca Juga: PLN resmi pasok seluruh kebutuhan listrik 45,38 MW produsen serat sintetis di Banten

Merujuk RUPTL 2021-2030, kebutuhan investasi diperkirakan bakal menurun pasca 2025 mendatang karena tidak diperlukannya penambahan pembangkit baru yang cukup besar. Adapun, untuk memenuhi kebutuhan investasi PLN maka akan ada beberapa sumber pendanaan antara lain dana internal, pinjaman dan Penyertaan Modal Negara (PMN).

Sumber pendanaan internal bakal ditopang dari laba usaha dan penyusutan aktiva tetap. Sementara dana pinjaman dapat berupa pinjaman luar negeri, pinjaman pemerintah melalui rekening dana investasi, obligasi nasional maupun internasional, pinjaman komersial perbankan lainnya serta hibah luar negeri.

Tercatat, PLN telah memperoleh alokasi PMN untuk tahun 2021 sebesar Rp 5 triliun dan pada tahun 2022 diasumsikan sebesar Rp 5 triliun. Jumlah ini diperkirakan bakal meningkat sebesar Rp 10 triliun pada 2023 hingga 2030. 

Jika dirinci, kebutuhan investasi PLN untuk tahun 2021 diperkirakan mencapai Rp 45,1 triliun, kemudian meningkat menjadi Rp 79,8 triliun pada 2022 dan kembali meningkat di 2023 menjadi Rp 97,1 triliun. Selanjutnya, di tahun 2024 investasi diperkirakan sebesar Rp 105,4 triliun dan pada 2025 sebesar Rp 84,7 triliun.

Kebutuhan investasi pada 2026 sebesar Rp 64,5 triliun dan meningkat tipis menjadi Rp 66,7 triliun pada 2027. Angka investasi pada 2028 sebesar Rp 66,2 triliun, kemudian sebesar Rp 60,4 triliun pada 2029 dan sebesar Rp 53,6 triliun pada 2030 mendatang.

Selanjutnya: Mengintip rencana spin-off PLTU tua PLN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×