kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peternak Dorong Impor Sapi Bakalan Ketimbang Daging Beku, Ini Alasannya


Jumat, 14 Januari 2022 / 04:45 WIB
Peternak Dorong Impor Sapi Bakalan Ketimbang Daging Beku, Ini Alasannya

Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) menyoroti upaya pemerintah mengisi kekurangan daging dengan impor daging beku di Indonesia.

Kurangnya produksi daging sapi dalam negeri dinilai tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan daging nasional. Meski pun saat ini populasi sapi di Indonesia terus mengalami peningkatan. "Peningkatan populasi tidak terlalu signifikan untuk menurunkan kekurangan dari suplai nasional," ujar Ketua Gapuspindo Didiek Purwanto dalam webinar, Kamis (13/1).

Berdasarkan data yang dipaparkan, total populasi sapi di Indonesia tahun 2021 sebanyak 18,05 juta ekor. Angka tersebut naik dari tahun sebelumnya sebesar 17,44 juta ekor.

Namun, dari total populasi tersebut, jumlah sapi yang dapat dipotong sebanyak 2,05 juta ekor atau setara dengan 366.942 ton daging sapi. Berdasarkan hitungan yang ada, kekurangan suplai daging sapi sebesar 279.978 ton pada tahun 2021.

Baca Juga: Kemendag Pastikan Stok Bahan Pokok Aman Walau Ada Kenaikan Harga

Didiek juga mengungkapkan kekurangan suplai daging sapi berdasarkan hasil rapat dengan pemerintah sebelumnya. Disebutkan dalam rapat 23 Desember 2021 lalu kebutuhan daging tahun 2022 sebesar 706.388 ton.

Sementara itu produksi dalam negeri sebanyak 415.930 ton. Kekurangan sebesar 290.458 ton akan dipenuhi dengan skema impor berupa sapi bakalan 625.000 ekor dan impor dalam bentuk daging sapi sebesar 170.652 ton.

Didiek mendorong agar pemenuhan daging dialihkan pada impor sapi bakalan. Pasalnya kegiatan peternakan sapi akan mendorong pertumbuhan ekonomi karena terkait dengan 120 industri lainnya.  "Kegiatan impor sapi bakalan lebih memberikan nilai tambah dibandingkan impor daging beku," ungkap Didek

Selain itu, Didiek juga mengungkapkan bahwa masuknya daging kerbau saat ini tidak banyak mempengaruhi harga daging di Indonesia. Pengawasan yang lemah juga disebut berpotensi membuat harga daging kerbau terkerek naik di pasar.

Sebagai informasi, saat ini pemerintah telah menetapkan kebutuhan impor daging tahun 2022 sebanyak 266.065 ton. Namun, sampai saat ini belum ada penugasan terkait impor tersebut melalui BUMN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×