kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan Patungan GOTO dan TOBA Menargetkan Produksi 2 Juta Sepeda Motor Listrik


Sabtu, 24 September 2022 / 06:30 WIB
Perusahaan Patungan GOTO dan TOBA Menargetkan Produksi 2 Juta Sepeda Motor Listrik

Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Electrum, perusahaan patungan antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) menargetkan mampu memproduksi 2 juta sepeda motor listrik untuk mendukung bisnis ojek online yang dijalani oleh Gojek. Komitmen ini sekaligus untuk sebagai antisipasi atas perubahan iklim dan mencapai netral karbon.

Asal tahu saja, pada Februari lalu Electrum menjalin kemitraan dengan PT Pertamina (Persero) dan Gogoro untuk meningkatkan infrastuktur kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) Asia Tenggara dan memasok kendaraan bebas emisi ke Gojek. Kolaborasi ini juga melibatkan motor listrik Gesits yang diproduksi oleh PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA) selaku anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Pandu Sjahrir, Presiden Direktur Electrum dan Wakil Presiden Direktur TOBA mengatakan, pihaknya membutuhkan "game changer" potensial yang dapat memberikan solusi inovatif dalam melakukan mobilitas berkendara. Ini mengingat masyarakat global memerlukan respons untuk menjawab kekhawatiran perubahan iklim.

Baca Juga: Industri Asuransi Umum Siap Tangkap Peluang dari Kendaraan Listrik

Electrum sendiri telah mengoperasikan 13 stasiun penukaran baterai di Jakarta dan sejauh ini memasok motor listrik untuk Gojek sekitar 300 unit dengan jarak tempuh hampir 2 juta kilometer. Gojek pun memiliki target untuk menggunakan kendaraan listrik secara penuh pada 2030 dan diharapkan bisa tercapai secepatnya.

"Untuk mempercepat transisi tersebut, kami membutuhkan dukungan pemerintah melalui kebijakan publik seputar kendaraan listrik," ujar dia dalam wawancara dengan Nikkei Asia yang dikutip Kontan, Jumat (23/9).

Sekadar catatan, Gojek memiliki lebih dari 2 juta pengemudi terdaftar untuk layanan ride-hailing atau ojek online dan pengiriman Indonesia yang mana sebagian besar menggunakan sepeda motor, kemudian mobil. Bisnis ojek online dan pengiriman Gojek turut menghadapi tantangan dari adanya kenaikan harga BBM subsidi dan nonsubsidi yang terjadi sejak awal September lalu.

Baca Juga: Gesits Bakal Luncurkan Motor Listrik Dengan Harga Lebih Terjangkau

Memang, untuk saat ini, kenaikan harga BBM belum berdampak besar bagi kelangsungan usaha Gojek. Namun, tetap saja langkah antisipasi harus mulai diambil sejak dini. "Seiring berjalannya waktu, ketika ada kenaikan harga bahan bakar, maka akan lebih mendorong transisi menuju kendaraan listrik," jelas Pandu.

Transisi tahap awal itu didukung pula oleh upaya pemerintah yang berusaha memanfaatkan posisi Indonesia sebagai pemasok nikel utama dunia yang notabene adalah bahan utama baterai EV. Dengan cadangan nikel yang melimpah, industri baterai kendaraan listrik coba untuk dikembangkan oleh pemerintah sekaligus untuk mencapai percepatan emisi karbon nol persen pada tahun 2060 nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×