kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina Proyeksi Konsumsi Solar Subsidi Melonjak 14% dari Kuota 2022


Selasa, 29 Maret 2022 / 07:40 WIB
Pertamina Proyeksi Konsumsi Solar Subsidi Melonjak 14% dari Kuota 2022

Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina memprediksi, konsumsi BBM Solar Bersubsidi berpotensi terus meningkat melebihi kuota yang ditetapkan pada tahun 2022.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, konsumsi bisa saja melebihi kuota solar subsidi khusus sektor ritel yang tahun ini dipatok sebesar 14,09 juta kiloliter (kl).

"Tapi kami prediksi akan naik ke 16 juta kl. Jadi sampai akhir tahun ada peningkatan 14% kuotanya," ungkap Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Senin (28/3).

Nicke melanjutkan, per Februari 2022, konsumsi BBM solar bersubsidi mencapai 10% di atas kuota bulanan yang ditetapkan.

Pertamina mencatat, penyaluran per Februari 2022 mencapai 2,49 juta kl atau berlebih sekitar 227.580 kl dari kuota bulanan. Kondisi ini pun terjadi untuk seluruh daerah kecuali Maluku dan Papua.

Nicke menambahkan, tren konsumsi yang meningkat berbanding terbalik dengan suplai yang menurun 5% ketimbang kuota pada tahun 2021 lalu.

Baca Juga: Konsumsi Solar Subsidi Melonjak, Pertamina Normalisasi Pasokan

Tak sampai di situ, Nicke mengungkapkan, saat ini porsi konsumsi BBM Solar bersubsidi mencapai 93% dari total konsumsi jenis BBM Solar. Sementara BBM Solar non subsidi konsumsinya hanya mencapai 7%.

Menurutnya, terjadi anomali konsumsi dan ada dugaan peralihan konsumsi oleh industri atau pihak yang sejatinya tidak berhak mengkonsumsi BBM Solar Bersubsidi.

Apalagi, saat ini disparitas harga antara BBM Solar subsidi dan non subsidi kian tinggi. Menurut hitung-hitungan Pertamina, selisih harga saat ini mencapai Rp 7.800 per liter.

"Ini kita duga dan ini kelihatannya karena penjualan Solar non subsidi itu turun, penjualan subsidi naik padahal industri naik jadi memang semuanya kesana (shifiting product)," terang Nicke.

Baca Juga: BPH Migas Jamin Stok Solar Aman

Nicke menambahkan, perlu ada penambahan kuota demi menjamin ketersediaan BBM Solar Subsidi sampai akhir tahun seiring prediksi peningkatan konsumsi untuk tahun 2022.

Selain itu, perlu ada regulasi dengan level Keputusan Menteri untuk memastikan pihak mana saja yang berhak mengkonsumsi BBM Solar Bersubsidi dan juga besaran kuota maksimum untuk setiap konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×