kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Perkuat permodalan, Erick Thohir sebut BNI dan BTN gelar rights issue pada tahun 2022


Jumat, 03 Desember 2021 / 06:45 WIB
Perkuat permodalan, Erick Thohir sebut BNI dan BTN gelar rights issue pada tahun 2022

Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) siap menggelar rights issue pada tahun depan. Aksi korporasi ini dilakukan untuk memperkuat permodalan kedua bank. 

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bilang, Bank BTN memerlukan permodalan yang cukup untuk menyediakan pembiayaan perumahan bagi masyarakat di Indonesia. Melalui rights issue, diharapkan rasio kecukupan modal (CAR) BTN juga semakin kuat. 

"Adanya permodalan yang cukup baik untuk pembangunan perumahan rakyat, memang tugas dari BTN," kata Erick, dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Kamis (2/12). 

Sementara untuk BNI, dana yang diperoleh dari rights issue akan digunakan untuk menggerakkan perekonomian dan mendukung pelaku UMKM masuk pasar ekspor. Hal ini sesuai dengan penugasan BNI sebagai bank internasional. 

Baca Juga: Pegadaian gandeng Bareksa luncurkan tabungan emas online

"Sebagai platform bank internasional, kehadiran BNI untuk mendorong ekspor, mendorong UMKM dan diaspora yang ada di luar negeri sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi ke depan. Nah, itu tujuan untuk BNI," terang Erick. 

Sayangnya, Erick tidak mengungkapkan berapa dana yang dibidik dari aksi korporasi tersebut. Ia hanya mengungkapkan, rights issue sebagai cara BUMN untuk memperoleh pendanaan tanpa membebankan anggaran negara.  

"Kita berusaha keras, tidak ingin memberikan beban terus menerus kepada pemerintah. Seperti kita tahu, defisit anggaran sudah melebih 3%, ke depan harus kembali 3%," terangnya. 

Sebelumnya, BTN sempat mengungkapkan rencana tersebut. Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari pemegang saham terkait rights issue, termasuk jumlah dana yang dibidik.  "Kalau rencana, pastinya kami ingin di 2022. Untuk (angka dananya) masih kita tunggu," terangnya. 

Sambil menunggu keputusan pemegang saham, Bank BTN terus fokus menyediakan pembiayaan perumahan di dalam negeri karena market Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia, termasuk paling besar di kawasan Asean. 

Baca Juga: Bidik pasar Asia Timur, BRI buka kantor cabang luar negeri di Taiwan

Tahun depan, bank pelat merah ini bidik pertumbuhan kredit sebesar 8% - 10%. Pertumbuhan kredit, salah satunya akan didukung dengan peningkatan alokasi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan segmen rumah yang potensial digarap Bank BTN. 

"Segmen harga jual rumah di bawah Rp 600, dan rumah tapak (landed houses) juga masih bagus banget," tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

×