kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.205   64,04   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,22   1,12%
  • LQ45 878   12,25   1,41%
  • ISSI 221   1,22   0,55%
  • IDX30 449   6,60   1,49%
  • IDXHIDIV20 540   5,96   1,12%
  • IDX80 127   1,50   1,19%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,81   1,23%

Perekonomian Mulai Pulih, Ekonom Dorong Pemerintah Mulai Lunasi Utang


Kamis, 01 Juni 2023 / 04:40 WIB
Perekonomian Mulai Pulih, Ekonom Dorong Pemerintah Mulai Lunasi Utang

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perekonomian Indonesia sudah lebih membaik setelah terdampak pandemi Covid-19. Untuk itu, pemerintah dianjurkan untuk mulai melunasi utang yang meningkat saat pandemi Covid-19 berlangsung.

Untuk diketahui, selama pandemi Covid-19, pemerintah memang mengandalkan utang untuk menahan shock absorber akibat dari dampak pandemi tersebut.

Sejak 2018 hingga 2022, nilai utang pemerintah meningkat US$ 206,5 miliar, atau setara Rp 3.091,1 triliun (kurs Rp 14.969/dollar AS). Nilai tersebut memang cukup tinggi, lantaran selama 2020 hingga 2022 digunakan sebagai pembiayaan untuk mengatasi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Ekonomi Kuat, Yield SUN Tenor 10 Tahun Diprediksi Ke Level 6,25% di Akhir 2023

Ekonom Universitas Indonesia Berly Martawardaya berpendapat, saat ini merupakan momentum yang tepat bagi pemerintah untuk membayar utang, terutama utang yang melonjak cukup tinggi saat pandemic Covid-19 berlangsung.

Dia mengatakan, rasio utang pemerintah sebelum pandemi berada di kisaran 30% terhadap PDB. Saat ini, rasio utang pemerintah ada di kisaran 39% terhadap PDB, atau menurun dibandingkan saat pandemi yang menyentuh 42% terhadap PDB.

“Sekarang ketika ekonomi sudah hampir pulih dari pandemi adalah waktu untuk membayar hutang yang meningkat pada saat pandemi (2020-2022) kemarin,” tutur Berly kepada Kontan.co.id, Selasa (30/5).

Baca Juga: Setoran Pajak dari Industri Pengolahan Melambat, Ditjen Pajak Beberkan Penyebabnya

Sementara itu, untuk mendorong PDB, Dia menyarankan agar pemerintah mendorong sektor manufaktur yang  sebenarnya saat ini terus menurun kontribusinya ke PDB. Sebagai contoh, pertumbuhan ekonomi Vietnam bisa tumbuh sebesar 8% karena didorong sektor manufaktur dan juga ekspor.

“Ekonomi yang bisa dorong pertumbuhan lebih dari 5.5 % adalah sektor manufaktur, high end service dan ekspor,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×