kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Perbanyak produksi uranium, Iran pasang mesin canggih baru


Kamis, 22 April 2021 / 18:45 WIB
Perbanyak produksi uranium, Iran pasang mesin canggih baru

Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WINA. Pengawas nuklir PBB melaporkan, Iran baru saja menambahkan mesin sentrifugal super canggih di pabrik pengayaan uranium bawah tanahnya di Natanz.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada Rabu (21/4) mengungkapkan, Iran bakal menambah lebih banyak mesin lagi demi peningkatan produksi. Penambahan mesin produksi ini sekaligus memperdalam pelanggaran Iran atas kesepakatan nuklirnya.

Berdasarkan kesepakatan nuklir 2015, Iran tidak diizinkan menggunakan mesin-mesin tersebut untuk memproduksi uranium. 

Dikutip dari Reuters, Iran hanya boleh memproduksi uranium yang diperkaya di Pabrik Pengayaan Bahan Bakar bawah tanah (FEP) di Natanz dengan sentrifugal IR-1 generasi pertama, bukan mesin canggih generasi baru.

Laporan IAEA menyebutkan, di FEP sudah ada enam kelompok mesin dengan hingga 1.044 sentrifugal IR-2m, dan dua kelompok dengan hingga 348 sentrifugal IR-4 yang terpasang. Beberapa di antaranya juga sedang digunakan.

Baca Juga: Presiden Iran sebut pengayaan uranium 60% adalah respons atas aksi terorisme Israel

Pada 31 Maret lalu, IAEA menyatakan, Iran menggunakan 696 mesin IR-2m dan 174 mesin IR-4 di FEP Natanz.

Belum cukup sampai di situ, laporan IAEA pada Rabu juga mengatakan, Iran telah memberi tahu IAEA tentang rencananya memasang empat kelompok mesin IR-4 lagi, di mana kedua kelompok IR-4 yang direncanakan sekarang telah dipasang.

Penghidupan kembali kesepakatan nuklir Iran masih terus diupayakan, terutama setelah Presiden AS Joe Biden menunjukkan niat baik untuk kembali.

Sejumlah negara Eropa yang ada dalam perjanjian tersebut telah melihat kemajuan dalam dua putaran pertama negosiasi tidak langsung AS-Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut.

AS jelas menjadi kunci kesepakatan nuklir karena secara sepihak keluar pada 2018 di bawah Pemerintahan Donald Trump. Keluarnya AS membuat mereka menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, yang dibalas Teheran dengan melakukan pengayaan uranium lagi.

Selanjutnya: Delegasi Iran dan AS lakukan pembicaraan tidak langsung soal nuklir di Wina

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×