kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbankan Gencar Lakukan Pencadangan, Ini Penyebabnya


Rabu, 09 Maret 2022 / 08:00 WIB
Perbankan Gencar Lakukan Pencadangan, Ini Penyebabnya

Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus memupuk pencadangan walau kondisi ekonomi mulai membaik. Hal ini dilakukan sektor perbankan guna mengantisipasi risiko kredit macet (NPL) akibat pandemi Covid-19.

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (bank bjb) misalnya, mencatatkan pertumbuhan interest income 21,6% yang diikuti oleh pertumbuhan pendapatan berbasis komisi atau fee based income sebesar 36,9% pada 2021.

"Hal ini bersumber dari digital channel bank bjb yang juga tumbuh 42,4% yoy dengan pembentukan pencadangan yang lebih solid untuk memperkuat balance sheet bank bjb," kata Direktur Utama Bank Bjb Yuddy Renaldi, Selasa (8/3).

Melalui strategi tersebut, rasio NPL bisa dijaga di level 1,2% pada 2021 atau jauh berada di bawah rata - rata industri perbankan. Diharapkan tahun ini kredit tumbuh lebih tinggi dibarengi NPL yang terkendali.

Baca Juga: Bank OCBC NISP Proyeksikan Kredit Korporasi Akan Tumbuh Lebih Baik Tahun Ini

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), akan tetap melakukan pencadangan sebagai langkah antisipasi kualitas kredit ke depan. Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn mengatakan, pencadangan tersebut sejalan dengan pemulihan ekonomi.

"BCA juga berkomitmen senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit," kata Hera.

Tercatat total kredit BCA mampu tumbuh 8,2% yoy mencapai Rp 637,0 triliun pada 2021. Pertumbuhan kredit ini diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal.

Adapun rasio loan at risk (LAR) turun ke 14,6% di tahun 2021, dibandingkan dengan 18,8% di tahun sebelumnya. NPL juga terjaga di level 2,2% pada tahun lalu berkat upaya pemerintah dan otoritas dalam mengendalikan pandemi serta kebijakan relaksasi restrukturisasi dari otoritas.

Sejalan dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat menurun 19,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Ke depan, BCA berharap bahwa geliat perekonomian di Indonesia akan terus bangkit.

 

PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) juga berencana meningkat jumlah pencadangan tahun ini. Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu mengatakan, persiapan pencadangan bergantung pada kualitas aset.

"Tetapi dengan meningkatnya pertumbuhan kredit di 2022 maka dengan sendirinya pencadangan juga meningkat," terang Daniel.

Dibarengi peningkatan pencadangan, perusahaan juga menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 20% -30% pada tahun ini. Proyeksi pertumbuhan tersebut meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang di harapkan lebih prospektif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×