Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asabri (Persero) telah menyiapkan berbagai strategi untuk memulihkan kinerja keuangan. Salah satunya adalah menggandeng PT Taspen (Persero) untuk optimalisasi bisnis dan efisiensi biaya perusahaan.
"Kami melakukan sinergi dengan Taspen seiring dengan terbentuknya klaster BUMN Asuransi Sosial," kata Direktur Utama Asabri R Wahyu Suparyono, dalam paparan di Komisi VI DPR, Rabu (9/6).
Bentuk kerjasama tersebut melibatkan Taspen Life dalam penjualan produk asuransi tambahan kepada peserta Asabri di 11 kantor cabang Asabri per April 2021. Kemudian dilanjutkan ke seluruh cabang Asabri dan dilakukan secara bertahap.
Ia mengatakan, penjualan produk tersebut telah berjalan dan menambah pemasukan bagi perusahaan. Bahkan, penyediaan produk itu telah mendapatkan respon cukup baik dari para peserta Asabri.
Baca Juga: Ekuitas negatif, Asabri butuh suntikan dana Rp 15,16 triliun
"Selama year to date 2021, Asabri telah menjual produk Taspen Life dengan total premi Rp 4,5 miliar," terang Wahyu.
Selain itu, kerjasama keduanya juga memiliki potensi non-moneter berupa cross-asigment antara karyawan Asabri dengan Taspen. Adapula penambahan manfaat melalui loyality benefit program bagi peserta Asabri termasuk pendanaan rumah, merchant discount, top up asuransi dan program kewirausahaan.
Kerja sama lainnya berupa pola join service point atau sharing branches yang menghasilkan dua rekomendasi konsep dan terus disempurnakan. Pertama, penggunaan mekanisme office channeling antara tiga pasang kantor cabang kedua perusahaan.
"Kedua, mekanisme penggabungan operasional kantor dari kedua perusahaan," lanjutnya.
Diketahui, Kinerja Asabri tengah tertekan seiring dengan masalah pengelolaan investasi perseroan. Alhasil, asuransi pelat merah tersebut mencatatkan rugi komprehensif senilai Rp 11,78 triliun selama periode 2018 - 2020.
Kerugian perusahaan disebabkan beberapa faktor mulai dari rugi investasi saham dan reksadana sama. Kemudian peningkatan biaya cadangan teknis atau liabilitas manfaat polis masa depan (LMPMD).
Diperparah lagi, kondisi ekuitas Asabri minus Rp 13,3 triliun selama tiga tahun karena akumulasi rugi bersih dan peningkatan liabilitas. Akibatnya, solvabilitas berada di posisi negatif 891% sehingga menekan kinerja perusahaan.
Guna mengantisipasi hal tersebut, perusahaan memerlukan suntikan dana segar sebesar Rp 15,16 triliun agar rasio solvabilitas (RBC) mencapai 120% sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selanjutnya: Wahyu Suparyono beberkan jurus memperbaiki kinerja Asabri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News