kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbaikan harga komoditas sokong PNBP sepanjang 2020


Kamis, 07 Januari 2021 / 17:25 WIB
Perbaikan harga komoditas sokong PNBP sepanjang 2020

Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan perbaikan harga komoditas mampu mendorong realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) di sepanjang tahun lalu.

Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 menunjukan realisasi PNBP pada Januari hingga Desember tahun lalu sebesar Rp 338,5 triliun. Angka tersebut lebih tinggi 15,1% dibandingkan target yang patok pemerintah sebesar Rp 294,1 triliun.

Namun, sebenarnya secara tahunan realisasi PNBP kontraksi 17,2% dari realisasi tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp 409 triliun. Karena alasan pandemi virus corona makanya pemerintah mengubah postur APBN 2020 sebagaimana peraturan presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2020. Sehingga, meski kontraksi dibanding tahun lalu, tetapi PNBP bisa mencapai target yang telah disesuaikan.

“Kontribusi terbesar adalah PNBP harga komoditas yang membaik, utamanya minyak bumi, agak lebih baik dibandingkan asumsi perpres, batubara, crude palm oil (CPO) yang melonjak utamanya kuartal IV-2020 atau Desember,” kata Menkeu dalam Konferensi Pers APBN 2020, Rabu (6/1).

Baca Juga: Sri Mulyani sebut setoran pajak orang pribadi satu-satunya yang tumbuh positif

Dalam outlook asumsi dasar ekonomi makro di APBN 2020 sebagaimana Perpres 72/2020, rata-rata harga minyak mentah Indonesia diprediksi sebesar US$ 33 per barel. Namun, realisasinya harga minyak mentah Indonesia sepanjang tahun lalu tercatat secara rerata sebesar US$ 40 per barel.

Adapun realisasi PNBP terbagi dalam empat postur. Pertama, PNBP sumber daya alam (SDA) yang mencatat realisasi sebesar Rp 97,8 triliun setara 123,7% dari target sebesar Rp 79,1 triliun.

Kedua, PNBP dari kekayaan negara yang dipisahkan (KND) sebesar Rp 66,1 triliun atau sama dengan 101,7% dari target Rp 65 triliun. Ketiga, PNBP lainnya sejumlah Rp 110,4 triliun, setara 110,3% dari outlook akhir tahun lalu sebesar Rp 100,1 triliun. Keempat, pendapatan badan layanan umum (BLU) sebesar Rp 64,2 triliun atau setara dengan 128,4% terhadap target Rp 50 triliun.

Menkeu mengatakan untuk PNBP dari kekayaan negara diipisahkan melonjak karena adanya surplus Bank Indonesia (BI) ang disetor ke pemerintah. Sementara, PNBP BLU, utamanya meningkat karena harga minyak kelapa sawit  yang membaik.

“Tapi untuk PNBP lainnya, yaitu K/L, karena adanya Covid-19 dan orang tidak melakukan travelling, imigrasi, visa, perhubungan, pendidikan dan kesehatan semuanya mengalami penurunan karena pelayanan memang turun,” ujar Menkeu.

Selanjutnya: Belanja perpajakan meningkat 14,24% untuk pengurangan beban pajak pengusaha kecil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×