kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perang Bisnis Chip, China Balas China, Batasi Ekspor Bahan Baku Logam untuk Chip


Rabu, 05 Juli 2023 / 06:53 WIB
Perang Bisnis Chip, China Balas China, Batasi Ekspor Bahan Baku Logam untuk Chip
ILUSTRASI. Pemerintah China akan membatasi ekspor bahan pembuatan chip yakni gallium-germanium.

Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Genderang perang bisnis semikonduktor atau chip ditauh. Terbaru Pemerintah China akan membatasi ekspor bahan pembuatan chip yakni gallium-germanium.

Tindakan China ini sebagai balasan atas sikap Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Belanda yang mencoba menghantam produksi chip China dengan melakukan pembatasan ekspor peralatan pembuatan chip.

Perselisihan  akses ke microchip berteknologi tinggi antara China dan AS semakin memanas setelah Pemerintah China mengambil kebijakan yang akan mengontrol ekspor beberapa logam yang banyak digunakan dalam industri semikonduktor.

Dikutip dari Reuters, Kementerian perdagangan China telah mengumumkan kebijakan pembatasan ekspor tersebut pada Senin, (3/7). Hal ini dilakukan untuk melindungi keamanan dan kepentingan nasional.

China akan mengharuskan para eksportir untuk meminta izin untuk mengirimkan beberapa produk galium dan germanium.

Kontrol China tersebut akan berlaku mulai 1 Agustus 2023, untuk delapan produk yang berhubungan dengan galium. Yakni,  galium antimonida, galium arsenida, galium logam, galium nitrida, galium oksida, galium fosfida, galium selenida, dan galium arsenida.

Baca Juga: Hubungan China-AS di Titik Terendah dalam 40 Tahun, Taiwan Jadi Penghalang Terbesar

Peraturan tersebut juga akan berlaku untuk enam produk germanium: germanium dioksida, substrat pertumbuhan epitaksi germanium, ingot germanium, logam germanium, germanium tetraklorida, dan seng germanium fosfida. Untuk diketahui, germanium juga digunakan dalam teknologi inframerah, kabel serat optik dan sel surya.

Langkah untuk mengelola ekspor elemen langka yang diklasifikasikan Pemerintah China sebagai strategi yang muncul ketika Amerika Serikat mempertimbangkan pembatasan baru pada pengiriman microchip berteknologi tinggi ke China.

Pemerintah China nantinya akan mengatur izin dan prosedur dari ekspor produk-produk tersebut, bagi eksportir yang mengekspor melebihi volume yang diizinkan maka akan menghadapi hukum yang diberlakukan.

Di sisi lain, Pemerintah AS dan Belanda terlebih dahulu mengumumkan pembatasan ekspor peralatan pembuatan chip ke China, sebagai upaya mereka untuk memberikan hantaman kepada para pembuat chip di Tiongkok pada musim panas ini.

Ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk mencegah agar teknologinya tidak digunakan untuk memperkuat militer Tiongkok.

Belanda berencana membatasi peralatan tertentu yang diproduksi ASML dan perusahaan lainnya. Sementara itu AS akan menggunakan jangkauannya yang luas untuk menahan lebih banyak lagi peralatan Belanda dari pabrik-pabrik tertentu di Tiongkok.

AS pada bulan Oktober memberlakukan pembatasan ekspor pada pengiriman alat pembuatan chip Amerika ke China dari perusahaan AS seperti Lam Research and Applied Materials dengan alasan keamanan nasional, dan melobi negara-negara lain dengan pemasok utama untuk melakukan pembatasan serupa.

China mengecam langkah tersebut karena AS dengan sengaja memblokade dan menghambat perusahaan-perusahaan China. Serta secara paksa merelokasi industri dan mendorong pemisahan diri.

Begitupun dengan Pemerintah Belanda yang akan mengumumkan peraturan baru terkait persyaratan lisensi untuk lini produk terbaik kedua ASML, peralatan semikonduktor deep ultra violet (DUV). Mesin ASML yang paling canggih - mesin litografi ultra violet ekstrim "EUV" sudah dibatasi, dan tidak pernah dikirim ke China. Peraturan baru Belanda diperkirakan efektif pada September, dua bulan setelah pemerintah Belanda mengumumkannya.

Sementara itu, aturan AS soal pembatasan tersebut diperkirakan akan diterbitkan pada akhir Juli, yang menetapkan lisensi untuk mengekspor peralatan ke sekitar setengah lusin fasilitas ke China, termasuk pabrik yang dioperasikan oleh SMIC, pembuat chip terbesar di China.

Berdasarkan sumber informasi yang mengatakan lisensi untuk mengirimkan peralatan ke fasilitas-fasilitas tersebut kemungkinan besar akan ditolak.

AS juga diperkirakan akan mengeluarkan pembaruan lain pada Oktober. ASML adalah perusahaan peralatan chip terbesar di Eropa karena dominasinya dalam litografi, salah satu langkah utama dalam proses pembuatan chip komputer.

Baca Juga: AS dan Belanda Bersiap untuk Membatasi Ekspor Chip ke China
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

×