Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga Akhir November 2020, Perum Bulog sudah menyerap gabah/beras sekitar 1,23 juta ton dari target pengadaan tahun ini sebanyak 1,4 juta ton.
"Pengadaan sampai akhir November sudah 1,23 juta ton. Sudah 88% dari target," ujar Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal kepada Kontan, Selasa (1/12).
Menurut Awaludin, pihaknya masih terus melakukan penyerapan di lapangan. Apalagi, bila melihat serapan pada November, masih ada serapan sekitar 140.000 ton. Menurutnya, angka serapan ini lebih tinggi dari dari bulan sebulannya. Dia mengatakan, ini menunjukkan bahwa masih ada gabah/beras yang harga jualnya sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP).
Selain itu, dia juga menyebut bahwa masih ada kegiatan penyerapan yang dilakukan di beberapa daerah seperti di Lampung dan Sulawesi Selatan. "Artinya bahwa stok di masyarakat itu masih ada, dan stok penggilingan masih ada. Ada penyerapan itu artinya bahwa harga itu masuk dan memungkinkan untuk kita melakukan penyerapan," jelas Awaludin.
Baca Juga: Sebelum larang ekspor kelapa bulat, pemerintah diminta tetapkan harga batas bawah
Adapun Awaludin mengatakan serapan beras tahun ini bisa saja melewati target 1,4 juta ton, tetapi bisa saja kurang dari target yang ditetapkan. Meski begitu, dia menegaskan bahwa target yang ditetapkan ini merupakan proyeksi yang ditetapkan Bulog untuk menjalankan tugas dan fungsi yang diemban.
Apalagi menurut Awaludin, Bulog bertugas untuk menstabilkan harga pembelian di produsen atau petani, dimana ketika harga gabah di tingkat petani berada di bawah atau setara dengan HPP, maka Bulog wajib menyerap gabah sesuai HPP.
Selain itu, tugas Bulog selanjutnya adalah menjaga stok cadangan beras pemerintah di angka 1 juta ton hingga 1,5 juta ton. Lalu, tugas lainnya menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen.
"Kalau misalnya [pengadaan] tidak sampai 1,4 juta, tetapi harga sudah stabil dan stok kita sudah lebih 1,5 juta, dan harga di tingkat konsumen sudah cukup, maka kita tidak bisa memaksakan petani menjual di bawah harga pasar, kalau [harga pasar] lebih tinggi dari HPP," ujar Awaludin.
Adapun, menurut Awaludin saat ini stok beras yang dimiliki Bulog sekitar 1,1 juta ton.
Selanjutnya: Ada stok 1,05 juta ton, Bulog sebut kebutuhan beras aman hingga awal tahun depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News