Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) membukukan pertumbuhan penjualan bersih dan laba usaha. Di sisi lain, laba bersihnya SMAR terkoreksi cukup dalam.
Melansir laporan keuangannya di akhir September 2020 penjualan SMAR tumbuh 6,8% year on year (yoy) menjadi Rp 28,20 triliun dan laba usaha SMAR tumbuh 89% yoy menjadi lebih dari Rp 1,1 triliun. Namun, laba bersihnya merosot hingga 59,51% yoy menjadi Rp 215 miliar jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pinta S. Chandra, Investor Relation SMAR menjelaskan laba usaha SMAR tumbuh 89% karena didukung penguatan harga pasar CPO selama tahun berjalan.
"Penurunan laba bersih perusahaan karena SMAR membukukan rugi selisih kurs terutama berasal dari translasi utang berdenominasi mata uang Dolar AS ke Rupiah yang merupakan faktor eksternal di luar kendali perusahaan," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (30/10).
Baca Juga: Sinarmas lewat Golden Agri akuisisi dua perusahaan di Malaysia senilai US$ 304 juta
Rinciannya, rupiah terdepresiasi terhadap Dolar AS menjadi Rp 14.918 per Dolar AS per 30 September 2020 dari Rp 13.901 pada akhir tahun sebelumnya.
Adapun rugi selisih kurs yang dicatatkan SMAR di akhir September 2020 sebesar Rp 759,86 miliar dari yang sebelumnya laba selisih kurs Rp 219,47 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun demikian, lanjut Pinta, SMAR pada dasarnya memiliki lindung nilai natural terhadap pergerakan nilai kurs karena hampir seluruh penjualan dalam mata uang Dolar AS.
Lantas sebagai langkah penanganan, Pinta mengatakan SMAR telah menyiapkan strategi yakni terus berupaya meningkatkan penjualan baik melalui pasar ekspor maupun domestik dengan berfokus pada produk-produk dengan nilai tambah.
Baca Juga: Harga Saham Perbankan Sudah Melesat, Saham BBCA, BBRI, dan BMRI Masih Dijagokan
SMAR juga terus melanjutkan strategi jangka panjangnya dalam program peremajaan kebun serta peningkatan produktivitas dan efisiensi melalui mekanisasi dan otomatisasi.
Sebagai informasi, saat ini divisi Riset dan Pengembangan Sinar Mas Agro Resource and Technology telah berinvestasi dalam pengembangan ramet. Lebih jelasnya, ramet adalah bahan tanam klonal kelapa sawit unggulan yang dikembangkan dengan proses pemuliaan bahan tanam melalui kultur jaringan.
Pinta memaparkan ramet berpotensi meningkatkan produktivitas CPO hingga lebih dari 10 ton per hektar per tahun pada usia dewasa (10-18 tahun) pada kondisi yang optimal. Adapun jika dibandingkan dengan produksi SMAR yang saat ini, yakni pada usia dewasa, yang berkisar 7,5-8 ton per hektar per tahun.
Selanjutnya: Harga CPO terus naik, kinerja Astra Agro Lestari (AALI) pun ikut terdongkrak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News