kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penundaan pengakuan kemenangan Biden dapat mempersulit penanganan Covid-19 di AS


Rabu, 18 November 2020 / 16:10 WIB
Penundaan pengakuan kemenangan Biden dapat mempersulit penanganan Covid-19 di AS

Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pakar medis yang menasihati Presiden terpilih Joe Biden tentang pandemi COVID-19 khawatir bahwa penundaan pemerintah federal dalam mengakui kemenangan pemilihan Biden dapat membahayakan.

Dr.Vivek Murthy, salah satu ketua gugus tugas COVID-19 Biden, mengatakan para ahli belum dapat berbicara dengan pejabat pemerintah saat ini yang menangani virus, bahkan ketika Amerika Serikat dilanda lonjakan kasus virus corona dan rawat inap.

Itu dapat merusak kemampuan administrasi yang masuk untuk mendistribusikan vaksin, misalnya, kata Murthy. "Kami perlu berbicara dengan orang-orang itu, kami perlu bekerja sama dengan mereka," kata Murthy dalam panggilan telepon dengan wartawan yang diatur oleh tim transisi Biden.

Baca Juga: Infeksi meroket, dokter dan perawat AS desak Trump berbagi data Covid-19 dengan Biden

Administrator Layanan Umum belum mengakui Biden sebagai “pemenang nyata” dari pemilihan 3 November, yang diperlukan untuk mengeluarkan dana pemerintah untuk transisi. Seorang juru bicara mengatakan administrator akan membuat keputusan setelah pemenangnya jelas.

Para ahli tidak dapat mengakses data, termasuk tentang kapasitas tempat tidur rumah sakit dan jumlah obat dan peralatan di gudang pemerintah, kata Murthy, mantan ahli bedah AS dan salah satu dari 13 ahli Biden pekan lalu yang ditunjuk untuk menasihatinya tentang COVID- 19 selama masa transisi.

“Kami dapat melihat data yang tersedia untuk umum, tetapi kami tidak memiliki akses ke berbagai informasi yang harus disiapkan pemerintah federal untuk 20 Januari,” kata Murthy.

Selanjutnya: Donald Trump berniat serang situs utama nuklir Iran, tapi batal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×