kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan Inocycle Technology (INOV) naik 4,8% pada tahun lalu


Rabu, 02 Juni 2021 / 09:50 WIB
Penjualan Inocycle Technology (INOV) naik 4,8% pada tahun lalu

Reporter: Venny Suryanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 4,8% pada tahun 2020. INOV membukukan penjualan sebesar Rp 518,7 miliar di tahun 2020 di mana jumlah itu tercatat tumbuh dibandingkan penjualan sebesar Rp 494,7 miliar di tahun 2019.

Victor Choi, Direktur INOV mengungkapkan peningkatan penjualan INOV di tahun 2020 didukung oleh meningkatnya kebutuhan konsumen akan produk turunan INOV yaitu peralatan rumah tangga (homeware) dan produk bukan tenunan (non-woven) di masa pandemi Covid-19.

Adapun, Perseroan juga mencatat kenaikan dari penjualan produk homeware sebesar 99,1% dan produk non-woven tercatat naik 16,2% di tahun 2020.

Baca Juga: Total Bangun Persada (TOTL) kantongi kontrak sebesar Rp 89 miliar di kuartal I-2021

Di sisi lain, dengan adanya pandemi global yang turut menyebabkan harga minyak mentah berada pada titik terendah, sehingga menyebabkan persaingan antara harga bijih plastik asli (Virgin PSF) yang merupakan turunan dari minyak mentah dengan harga Re-PSF. 

“Hal ini berdampak terhadap penurunan margin harga produk Re-PSF INOV dan terefleksi pada menurunnya laba kotor Perseroan. Selain itu, kerugian dari selisih kurs turun turut berimbas kepada rugi tahun berjalan, meskipun INOV masih mencatat laba usaha yang positif,” kata Victor dalam keterangan resminya, Selasa (1/6). 

Ia menambahkan, sepanjang tahun 2020, INOV berupaya terus mendukung ekosistem ekonomi sirkular dalam mewujudkan pengelolaan sampah plastik berkelanjutan untuk menjadi produk yang bermanfaat. Salah satunya melalui anak usaha INOV yakni PT Plasticpay Teknologi Daurulang, yang merupakan sebuah gerakan sosial berbasis platform digital dengan aplikasi PlasticPay. 

Sebagai informasi, PlasticPay menjaga pasokan sampah botol plastik langsung dari penggunanya dengan menempatkan fasilitas pengumpulan sampah botol plastik, yaitu Mini Collection Point (MCP) di sekitar area komunitas dan residence yang ditujukan agar masyarakat dapat mengumpulkan sampah botol plastik berbasis digital. 

Victor mengatakan, memasuki Kuartal II-2021, Plasticpay telah menambah jumlah MCP menjadi 276 unit yang tersebar di area Jabodetabek. Melalui upaya ini diharapkan semakin banyak masyarakat yang peduli akan lingkungan terutama permasalahan sampah plastik, sehingga gerakan circular economy dapat terus diterapkan untuk Indonesia yang lebih hijau.

Baca Juga: Ini susunan direksi baru Dyandra Media International (DYAN) setelah RUPST

Selain melalui PlasticPay, INOV juga terus memperkuat rantai pasokan sampah botol plastik melalui penambahan pabrik Re- PSF, pabrik Non-Woven, serta pabrik pencucian botol (washing facility) di wilayah Sulawesi, di mana sebelumnya jaringan produksi INOV hanya terbatas di Pulau Jawa dan Sumatra. 

“Hal ini bertujuan agar lebih banyak sampah plastik yang bisa dikumpulkan dan diolah kembali oleh INOV untuk menghasilkan produk daur ulang yang bermanfaat,” sambungnya. 

Dengan demikian perusahaan berharap INOV dapat berperan lebih banyak untuk mengurangi sampah botol plastik di Indonesia. Hal ini seiring dengan minat masyarakat mulai tumbuh untuk mulai menggunakan barang-barang dari hasil daur ulang, kami berharap potensi permintaan lokal dan ekspor untuk produk Re-PSF dan turunannya semakin tinggi. 

“Kami berharap agar harga Re- PSF kembali meningkat. Sehingga kami optimis bahwa industri daur ulang sampah botol plastik akan membaik pada tahun 2021,” tutup Victor.

Selanjutnya: Raih penjualan Rp 300 miliar sebulan, Ciputra (CTRA) berharap insentif PPN diteruskan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×