Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Berlina Tbk (BRNA) memproyeksikan penjualan akan lebih rendah 5,5% yoy atau turun 13% dalam dua tahun terakhir karena masih terdampak kondisi pandemi. Melansir materi paparan publik, proyeksi penjualan di tahun ini senilai Rp 1,06 triliun dari sebelumnya di 2020 sebesar Rp 1,12 triliun.
Presiden Direktur Berlina, Pujihasana Wijaya memaparkan pandemi Covid-19 yang terjadi selama dua tahun terakhir berdampak signifikan terhadap bisnis plastik. Tren permintaan pelanggan mengalami pergeseran selama tahun 2020 dan 2021.
Pujihasana menjelaskan, di segmen minyak pelumas yang di 2020 turun hingga 60% telah membaik di 2021. Namun, tren sebaliknya terjadi pada kemasan minuman yang menurun hingga 25% pada tahun ini. Sedangkan permintaan untuk segmen personal care masih tetap rendah.
Di sisi lain, bisnis laminated tube pada entitas anak mengalami penurunan hingga 12% dengan kontribusi terbesar dari penurunan penjualan segmen oral care. "Perubahan tren dan volume penjualan ini berkaitan dengan intensitas paparan Covid-19 dan kebijakan PPKM yang diterapkan pemerintah," jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Rabu (15/12).
Baca Juga: Lima Dua Lima Tiga (LUCY) membuka gerai baru di Senayan Park
Kondisi ini tercermin dari capaian kinerja Berlina sampai dengan September 2021 yang mencatatkan penurunan 8,95% yoy dari sebelumnya Rp 862,42 miliar di September 2020 menjadi Rp 785,49 miliar.
Seiring dengan turunnya pendapatan, Berlina mencatatkan pertumbuhan kerugian bersih dari sebelumnya Rp 82 miliar pada akhir September 2020 menjadi Rp 85,73 miliar di periode yang sama tahun ini.
Kendati begitu, Pujihasana mengungkapkan, semakin terkendalinya pandemi Covid-19, tren permintaan mengalami peningkatan yang positif di kuartal IV 2021 dari seluruh segmen. "Terutama juga untuk proyek-proyek baru termasuk Danone-Aqua mengalami permintaan signifikan," ujarnya.
Dari sisi operasional, Berlina berupaya melakukan pembenahan fundamental operasional dan mengendalikan biaya secara efisien. Di sisi lain, terjadi kenaikan harga bahan baku lebih dari 35% dibandingkan tahun 2020, akibat kenaikan harga minyak bumi dan shipment congestion di seluruh dunia.
Baca Juga: Kembangkan utilisasi fiber optik, anak usaha Solusi Sinergi (WIFI) gandeng PGNCOM
"Dengan penjualan yang menurun dan kenaikan harga bahan baku, Perseroan masih berhasil membukukan EBITDA dan rasio EBITDA terhadap penjualan meningkat sebesar 3%," ujarnya.
Pujihasana mengklaim, pelayanan terhadap pelanggan juga telah menunjukkan hasil yang positif pada aspek kualitas dan reliabilitas pasokan. Kinerja ini diapresiasi oleh pelanggan dengan peningkatan permintaan dan proyek baru, serta menjadi attractive points bagi pelanggan baru.
Di tahun ini, Berlina juga berhasil melanjutkan ekspansi bisnis. Di tahun ini Berlina berhasil menyelesaikan dua proyek besar mencapai tahap komersial yakni Bi-injection cap untuk Danone-Aqua dan sudah berproduksi pada kapasitas penuh. Proyek kedua adalah blow-fill-seal bottle untuk bidang farmasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News