kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Pengamat Teknologi Sebut Bisnis Digital Tanah Air Mulai Masuk Masa Sulit


Sabtu, 19 November 2022 / 08:00 WIB
Pengamat Teknologi Sebut Bisnis Digital Tanah Air Mulai Masuk Masa Sulit

Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Eksekutif ICT Institute sekaligus pengamat teknologi Heru Sutadi menilai, bisnis digital tanah air mulai memasuki masa sulit. Dalam istilah global, Heru menyebutnya Winter Is Coming.

Artinya, masa sulit akan mulai memasuki bisnis digital di tanah air. Heru bilang, tidak ada perusahaan digital termasuk unicorn dan decacorn yang kebal terhadap dampak kelesuan bisnis digital global.

“Yang bisa jadi ada kaitannya dengan ramalam bahwa 2023 akan jadi tahun berat, gelap dan resesi di mana-mana,” jelas Heru saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (18/11).

Hal ini pun berkaitan dengan langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan jumlah mencapai 1.300 karyawan.

Baca Juga: Ini Alasan GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) PHK 1.300 Karyawan

Menurutnya, PHK karyawan merupakan salah satu pilihan untuk efisiensi di perusahaan. Apalagi startup misalnya, yang sedang berkembang dan di sisi lain sekarang menghadapi kesulitan pendanaan baru.

“Sehingga banyak startup yang berjatuhan dan sekarang tertatih untuk. Bisa bertahan, harapannya kan menjadi unicorn atau decacorn,” kata Heru.

Namun, bilamana efisien berupa PHK dilakukan perusahaan decacorn seperti GoTo, Heru melihat hal ini tentu memberi isyarat lain bagaimana bisnis digital di tanah air. Sebab selain sudah decacorn, GoTo juga merupakan perusahaan yang sudah melantai di bursa.

“Mungkin memang ini adalah imbas merger dengan Tokopedia dimana ada duplikasi karyawan di beberapa bagian,” sambung Heru.

Di sisi lain, faktor pendorong yang membuat bisnis digital mulai terancam yakni dampak pertumbuhan ekonomi dan ancaman krisis. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di atas kisaran 4,5% - 5,3% pada keseluruhan tahun 2022.  

Heru melihat, tingginya pertumbuhan ekonomi saat ini terutama ditopang sektor energi yang langsung berdampak ke masyarakat kecil. Sehingga, bisa saja resesi dunia yang nantinya masuk ke Indonesia dapat berdampak ke penurunan daya beli.

“Ini yang dikhawatirkan. Meski, sektor UMKM Indonesia terus bergerak dan mendorong ekonomi digital di Indonesia seperti e-commerce, transportasi online, pengiriman makanan online dan lainnya. Namun, bilamana daya beli menurun, ini akan jadi efek domino,” tegasnya.

Heru melihat, pandemi Covid-19 memang mendorong transformasi digital dan menggerakan ekonomi digital. Setelah mereda ekonomi digital juga tetap stabil. Hanya saja ancaman PHK, penurunan daya beli tentu akan berpengaruh ke ekonomi digital.

Baca Juga: GOTO PHK Massal, 1300 Karyawan Dijanjikan Kompensasi, Laptop Boleh Dimiliki

Dia tetap optimistis bahwa bisnis digital masih akan terus berkembang dan memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, kalau ada penurunan bisa saja, tapi ekonomi digital Indonesia tetap jalan.

“Hanya memang ancaman eksternal seperti resesi global sebagai dampak konflik Rusia-Ukraina yang berdampak ke Eropa dan Amerika Serikat tidak bisa diabaikan,” tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×