kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat menilai perlu infrastruktur yang memadai untuk percepatan pengembangan 5G


Selasa, 29 Desember 2020 / 10:20 WIB
Pengamat menilai perlu infrastruktur yang memadai untuk percepatan pengembangan 5G

Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia tengah bersiap menghadapi era jaringan 5G. Untuk menuju ke sana, diperlukan dukungan infrastruktur yang memadai dari sisi telekomunikasi hingga kelistrikan.

Pengamat Telekomunikasi yang juga Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi berpendapat, pengembangan jaringan 5G harus didukung oleh infrastruktur yang solid, terutama ketersediaan jumlah menara telekomunikasi atau base transceiver station (BTS) yang banyak. “Karena jangkauan wilayahnya (coverage) kecil-kecil, maka yang dibutuhkan bukan hanya menara makrosel, namun juga menara mikrosel dan pikosel,” ujar dia, Senin (28/12).

Ia juga menyebut, menara telekomunikasi untuk 5G tentu harus mampu menopang kecepatan jaringan yang tinggi. Maka dari itu, apapun jenis menara 5G yang dibangun harus sudah disambungkan dengan menggunakan kabel serat optik.

Lebih lanjut, keberadaan listrik yang stabil mutlak dibutuhkan untuk menopang jaringan 5G di Indonesia. Listrik tersebut juga bisa dihasilkan dari sumber energi alternatif seperti surya, angin, air, dan lainnya. “Listrik ini kan darahnya BTS. Kalau listrik sulit, maka BTS juga sulit beroperasi,” ungkap Heru.

Baca Juga: Respons Tower Bersama (TBIG) dan Gihon Telekomunikasi (GHON) terkait persiapan 5G

Ia menambahkan, peningkatan investasi dari perusahaan-perusahaan yang terkait dengan industri jaringan 5G sudah pasti terjadi. Hal ini mengingat adanya korelasi antara kehadiran teknologi baru dengan peningkatan dari sisi investasi.

Seiring datangnya era 5G, maka penyediaan BTS khusus 5G dalam jumlah besar sangat dibutuhkan. Kondisi ini sejalan dengan meningkatnya jumlah ponsel masyarakat yang dapat mengakses jaringan 5G. “Sarana penunjang seperti tower dan pole akan meningkat lebih banyak juga karena jangkauan wilayah 5G akan lebih kecil,” tandas dia.

Sebagai informasi, Indonesia memasuki babak baru dalam pengembangan jaringan 5G. Hal ini seiring keputusan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang menetapkan PT Smartfren Telecom (Smartfren), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri Indonesia) sebagai pemenang lelang blok frekuensi 5G.

Selanjutnya: Siap-siap January effect, berikut rekomendasi saham sektoral

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×