kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penerimaan Bea Cukai Tahun Lalu Melampaui Target


Selasa, 04 Januari 2022 / 05:45 WIB
Penerimaan Bea Cukai Tahun Lalu Melampaui Target

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Penerimaan bea dan cukai tahun lalu melampaui target dan tumbuh signifkan didorong kinerja seluruh komponen penerimaan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerimaan kepabeanan dan cukai sepanjang 2021 mencapai Rp 269 triliun atau 125% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021. Penerimaan bea cukai tersebut juga naik 26,3% dari tahun 2020.

“Penerimaan cukai yang konsisten tumbuh sejak 2019 karena pulihnya aktivitas ekspor dan impor di 2021 yang akhirnya berdampak pada pajak perdagangan internasional sehingga mampu tumbuh sangat tinggi,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA 2021, Senin (3/1).

Baca Juga: Penerimaan Jenis Pajak di 2021 Menunjukkan Perbaikan, PPh Badan Kontribusi Tertinggi

Untuk penerimaan cukai tercatat sebesar Rp 195,5 triliun atau setara 108,6% dari target APBN 2021. Penerimaan cukai tersebut tercatat naik 10,9% dari 2010.

Sri Mulyani mengatakan, ekfektifitas kebijakan penyesuaian tarif dan pengawasan memengaruhi peningkatan penerimaan cukai ini. Selain itu, membaiknya kondisi pandemi terutama relaksasi (pembukaan) daerah tujuan wisata juga sangat berpegaruh.

Kemudian, penerimaan bea masuk sepanjang 2021 tercatat sebesar Rp 38,9 triliun atau 117,2% dari target APBN dan meningkat 19,9% dari 2020. Peningkatan ini dipengaruhi tren kinerja impor nasional yang harus meningkat.

Sementara, penerimaan bea keluar tercatat Rp 34,6 triliun atau 1.933,7% dari target APBN dan meningkat 708,2% dari tahun 2020. Sri Mulyani bilang, peningkatan ini didorong oleh naiknya volume ekspor dan harga komoditi, terutama produk kelapa sawit dan tembaga.

Baca Juga: Lebih Rendah dari Prediksi, Defisit APBN 2021 Sebesar 4,65% PDB

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×