kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penelitian Penyebab Gagal Ginjal Akut Segera Dirilis Kemenkes


Sabtu, 05 November 2022 / 07:00 WIB
Penelitian Penyebab Gagal Ginjal Akut Segera Dirilis Kemenkes

Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya bersama Universitas Indonesia tengah melakukan penelitian penyebab gagal ginjal akut. Rencananya, penelitian ini akan selesai dalam 1 bulan ke depan.

"Untuk lengkapnya kita sekarang sedang jalan, dipimpin oleh Prof Irawan dari FKM UI. Kita harap 2 minggu sampai 4 minggu ke depan, itu bisa selesai," ujar Budi saat media visit ke Menara Kompas, Jumat (4/11).

Budi mengungkapkan, terdapat 5 penyebab gagal ginjal akut (acute kidney injury/AKI) menurut penelitian para ahli. Budi mengatakan, penyebab terbesar yang membuatnya yakin karena intoksikasi (keracunan) dari obat sirup yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG), maupun EG dan DEG murni.

Baca Juga: WHO Keluarkan Peringatan Penggunaan 8 Obat Sirup dengan EG & DG yang Dilarang BPOM

"Ahli-ahli menyampaikan ada 5 penyebab AKI. (80 persen karena obat), persentasenya itu belum pasti. Tapi yang kita lihat faktanya begitu, kita larang obat langsung turun drastis," ucap Budi.

Budi menjelaskan, salah satu dari lima penyebab gagal ginjal akut merupakan faktor dalam kategori tidak bisa dikontrol. Yakni kelainan genetik atau penyakit bawaan. Lalu, dua faktor lainnya mampu dipantau oleh orang tua. Yakni dehidrasi luar biasa dan kehilangan darah dalam jumlah besar

Selanjutnya, dua faktor lain yang paling mungkin adalah karena infeksi bakteri, virus, atau parasit. Serta intoksikasi (keracunan). Namun demikian, saat melakukan tes patologi untuk mencari infeksi tersebut, pihaknya tidak menemukan jenis bakteri yang mendominasi pasien.

"Ada yang bilang, Pak, ini bisa disebabkan bakteri leptospirosis. Kita sudah tes di 34, yang pertama leptospirosis-nya 0 persen," ungkap Budi.

Selain leptospirosis, penyebab infeksi virus yang paling dominan adalah virus influenzae. Akan tetapi, pihaknya juga tidak menemukan keterkaitan virus influenza yang menyebabkan kerusakan ginjal.

"Kita sudah tes virus, yang paling banyak ada di anak-anak ini adalah virus influenza. Tapi enggak mungkin virus influenza bisa turun ke ginjal," ujar Budi.

Lebih lanjut Budi menjelaskan, penyebab paling mungkin adalah keracunan obat sirup yang mengandung zat kimia berbahaya. Hal tersebut diperkuat dengan membaiknya pasien ketika diberikan obat penawar (antidotum) Fomepizole.

"Obatnya kita sudah kasih Fomepizole, ini obat yang khusus kalau disebabkan oleh toksikologi bukan oleh parasit. Buktinya langsung sembuh. Jadi itu yang membuat yakin bahwa faktor risiko yang paling besar sudah pasti obat-obatan," terang Budi.

Baca Juga: Penggunaan Fomepizole, 95% Pasien Anak Gagal Ginjal Akut Tunjukkan Perkembangan Baik

Selain itu, pemeriksaan juga menemukan sekitar 70 persen pasien memiliki senyawa kimia berbahaya dalam darah dan air seni. Bukti lainnya, obat-obatan sirup yang dinyatakan tidak aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ditemukan di rumah-rumah pasien.

"Jadi kita sampai sekarang kesimpulan kita adalah kecil sekali faktor risiko di luar obat-obatan. Jangan kemudian kita jadi ragu seakan-akan ada penyebab lain yang signifikan. Kita sudah tes tidak. Jangan sampai ragu bahwa obat-obatan ini merupakan faktor risiko paling besar supaya publik juga tidak bingung," jelas Budi.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) M Syahril mengatakan, terdapat 323 kasus gagal ginjal akut yang terjadi pada anak hingga 3 November 2022. Selain itu, total pasien meninggal akibat gagal ginjal akut meningkat menjadi 190 anak. Adapun, kasus gagal ginjal akut ini mulai terpantau naik pada akhir Agustus 2022.

Kasus gagal ginjal akut terus naik selama bulan September dan Oktober 2022. Adapun kasus terbanyak terjadi di Jakarta dan Jawa Barat.

"Saat ini sudah ada 28 provinsi dengan 323 kasus gagal ginjal akut. Ini posisinya masih (di) 28 provinsi," ucap Syahril dalam konferensi pers virtual, Jumat (4/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

×