kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,85   7,21   0.78%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penelitian baru: Punya sistem kekebalan lemah, 2 dosis vaksin COVID-19 kurang efektif


Selasa, 05 Oktober 2021 / 13:05 WIB
Penelitian baru: Punya sistem kekebalan lemah, 2 dosis vaksin COVID-19 kurang efektif
ILUSTRASI. Penelitian baru: Punya sistem kekebalan lemah, 2 dosis vaksin COVID-19 kurang efektif. Ministero della Salute/Handout via REUTERS.

Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MILAN. Tiga penelitian kecil di Italia menunjukkan, dua dosis vaksin COVID-19 kurang efektif bagi orang yang punya sistem kekebalan yang lemah. 

Menurut para peneliti, studi tersebut menyoroti kebutuhan untuk menggunakan booster vaksin COVID-19 untuk kelompok orang yang rentan itu.

Melansir Reuters, studi tersebut memperlihatkan, rata-rata 30% pasien immunocompromised tidak mengembangkan kekebalan terhadap virus setelah vaksinasi.

Sisanya 70% merespons vaksin, terutama setelah dosis kedua, tetapi pada tingkat yang lebih rendah dibanding orang sehat, Rumahsakit Bambino Gesu di Roma, yang melakukan tiga penelitian kecil, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (4/10).

Penelitian dilakukan di antara kelompok 21 pasien dengan penyakit defisiensi imun primer, 34 anak-anak dan dewasa muda yang menjalani transplantasi jantung dan paru-paru, serta 45 orang muda dengan transplantasi hati dan ginjal.

Baca Juga: 3 Faktor yang meningkatkan risiko long covid, Anda mesti mengenali

Hasil menunjukkan, perlunya meningkatkan perlindungan orang yang paling rentan terpapar COVID-19 dengan booster vaksin, menurut Rumahsakit Bambino Gesu .

"Hasil penelitian kami menunjukkan, sangat penting untuk melindungi kategori yang paling rapuh," kata Profesor Paolo Palma, Kepala Imunologi dan Vaksinologi Klinis di Rumahsakit Bambino Gesu.

"Dengan memberikan dosis ketiga vaksin, mengkalibrasi dosis atau menggunakan formulasi vaksin adjuvant baru yang mampu meningkatkan respons imun terhadap virus dan mempertahankannya dari waktu ke waktu," ujar dia.

Respons serologis terhadap vaksin, yang menunjukkan jumlah antibodi yang ada dalam darah, dan respons seluler keberadaan limfosit T spesifik SARS-CoV-2 dianalisis dalam ketiga penelitian itu.

Data kemudian dibandingkan dengan kelompok orang sehat, yang menerima vaksinasi COVID-19 selama periode yang sama.

Selanjutnya: 3 Tempat berpotensi tinggi penularan virus corona, mengacu Satgas COVID-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

×