Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk membentuk holding BUMN ultra mikro diperkirakan akan memacu pertumbuhan populasi pengusaha baru di Indonesia.
Keyakinan tersebut dikemukakan oleh Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional, Arsjad Rasjid.
“Rencana ini sangat baik dan tepat. Sebagai pengusaha, saya sangat mendukung langkah konkret pemerintah ini, karena akan memacu pertumbuhan populasi pengusaha baru di daerah,” kata Arsjad pada Selasa (20/4).
Baca Juga: Begini kata Hutama Karya terkait aturan pemindahan aset BUMN ke LPI
Arsjad yang kini mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026 mengatakan, pembentukan holding telah menjadi strategi banyak perusahaan di berbagai negara, termasuk Indonesia untuk mengakomodasikan peraturan yang diterapkan pemerintah dan memperoleh manfaat bisnis.
Sebelumnya Kementerian BUMN berhasil membentuk holding pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Semen Indonesia Tbk. Kali ini, melalui Holding Ultra Mikro, pemerintah melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
Selain itu, pengintegrasian tersebut diharapkan dapat mempercepat upaya pemulihan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan usaha ultra mikro di Indonesia yang terkena dampak pandemi. Mengingat, sektor ini merupakan penopang ekonomi nasional.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, hingga 2020 lalu proporsi pembiayaan UMKM terhadap total kredit perbankan baru mencapai 19,97%. Padahal pelaku usaha di Indonesia 99% adalah segmen UMKM. Di satu sisi, penyerapan tenaga kerja dari sektor ini mencapai 97% dan memberi kontribusi terhadap PDB sebesar 60%.
Terlebih, kehadiran holding akan memudahkan para pelaku usaha memperoleh akses permodalan serta menumbuhkembangkan populasi pengusaha nasional. “Holding BUMN ultra mikro membentuk sebuah payung bersama antara Bank BRI, Pegadaian dan PNM untuk mengayomi pelaku usaha. Dan, integrasi yang terbangun ini akan melindungi kekhasan masing-masing institusi,” jelas Arsjad.
Baca Juga: PTPN III, holding kebun BUMN teken kesepakatan restrukturisasi utang Rp 41 triliun
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan manfaat positif dari sinergi BUMN untuk ultra mikro akan dirasakan pelaku usaha karena mereka berpeluang besar mendapat pembiayaan berbunga rendah di masa depan.
“Ini yang selama ini menjadi konteks hambatan kenapa pelaku usaha ultra mikro dan UMKM tidak mendapat pendanaan yang lebih baik. Model bisnis ekosistem ultra mikro akan fokus pada pemberdayaan bisnis melalui PNM, dan pengembangan bisnis melalui Pegadaian dan BRI untuk membuat usaha mikro naik kelas sehingga bisa memasuki tahapan yang lebih tinggi,” ujar Erick.
Sinergi ekosistem ultra mikro yang dibentuk pemerintah bertujuan mendukung visi dalam memberdayakan usaha ultra mikro, mempercepat laju inklusi keuangan, dan pembiayaan berkelanjutan. Ekosistem ini akan memberikan layanan produk yang lebih lengkap dan potensi pendanaan yang lebih murah untuk sekitar 29 juta usaha ultra mikro pada 2024.
Selanjutnya: Kadin yakin holding ultra mikro pacu pertumbuhan populasi pengusaha baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News