kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembiayaan seret, pendanaan multifinance menyusut


Sabtu, 19 Juni 2021 / 08:10 WIB
Pembiayaan seret, pendanaan multifinance menyusut

Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah penurunan kinerja, pendanaan ke sektor multifinance juga merosot akibat dampak pandemi Covid-19. Tak tanggung-tanggung, angka penurunannya mencapai ratusan triliun.

Hingga April 2021, pendanaan mutifinance turun 24,19% menjadi Rp 268,39 triliun. Pendanaan itu berasal dari pinjaman luar negeri, pinjaman dalam negeri hingga obligasi. Nilai penurunan itu lebih rendah dari bulan sebelumnya.

"Hingga kuartal I 2021, sumber pendanaan juga turun Rp 100,43 triliun atau sekitar 27,14% secara yoy. Berita baiknya, kualitas pembiayaan masih dalam keadaan stabil," kata Kepala Departemen Pengawasan IKNB II B Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bambang W. Budiawan, belum lama ini.

Meski turun, diperkirakan bisnis multifinance akan membaik sehingga bisa mengerek jumlah pendanaan yang disalurkan ke nasabah. Hal ini didorong pemulihan ekonomi serta peningkatan penjualan kendaraan bermotor pada tahun ini.

Baca Juga: Tren restrukturisasi perusahaan pembiayaan telah menurun

Mengantisipasi pertumbuhan bisnis, sejumlah multifinance sudah gencar mencari pendanaan baru sejak awal tahun. Buana Finance misalnya, menargetkan pendanaan tahun ini mencapai Rp 1,5 triliun dari perbankan.

"Sumber pendanaan dari beberapa mitra kreditur perbankan kami. Memang sebagian besar sedang dalam proses untuk memenuhi pendanaan Rp 1,5 triliun," terang Direktur Keuangan Buana Finance Mariana Setyadi.

Pada tahun sebelumnya, pendanaan Buana Finance mencapai Rp 1,76 triliun yang sebagian besar dari perbankan sebesar Rp 1 triliun. Sisanya dari fasilitas pasar uang yang harus dibayarkan bunga dan principal rate dalam satu bulan.

Melalui dana tersebut, Buana Finance menargetkan penyaluran pembiayaan naik 52,21% yoy menjadi Rp 1,8 triliun tahun ini. Terdiri dari pembiayaan konsumen Rp 1,3 triliun dan sewa pembiayaan Rp 500 miliar.

Tak mau kalah, BFI Finance menargetkan pembiayaan tahun ini bisa lebih besar. Bahkan, perusahaan ini telah menerbitkan surat utang untuk memperkuat sumber pendanaan baru.

BFI telah menerbitkan obligasi senilai Rp 600 miliar pada Mei lalu. Obligasi Berkelanjutan V BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2021 ini merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan V BFI Finance Indonesia dengan target total dana Rp 6 triliun.

Pada tahap pertama, BFI Finance menawarkan dua seri. Obligasi seri A memiliki nilai pokok Rp 200 miliar. Obligasi dengan tenor 370 hari ini menawarkan tingkat bunga tetap 6% per tahun.

Obligasi seri B memiliki nilai pokok Rp 400 miliar. Obligasi dengan tenor tiga tahun ini menawarkan tingkat bunga tetap 7,7% per tahun.

Penjamin pelaksana emisi obligasi BFI terdiri dari BNI Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, DBS Vickers Sekuritas Indonesia, Mandiri Sekuritas, dan Trimegah Sekuritas Indonesia.

Berdasarkan prospektus, BFI akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi ini untuk modal kerja berupa pembiayaan investasi, modal kerja, dan multiguna.

Selanjutnya: Hingga Mei 2021, pinjaman Adira Finance yang direstrukturisasi Rp 19 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×