kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemanfaatan gas bumi terhambat infrastruktur, ini kata SKK Migas


Kamis, 23 September 2021 / 06:45 WIB
Pemanfaatan gas bumi terhambat infrastruktur, ini kata SKK Migas

Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi gas bumi yang melimpah di Indonesia masih belum optimal dikembangkan karena terkendala masalah infrastruktur.

Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Taslim Yunus mengungkapkan, ke depannya ada potensi peningkatan permintaan untuk minyak dan gas yang harus dibarengi dengan peningkatan infrastruktur.

Secara khusus untuk gas bumi, jika merujuk pada Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang pada tahun 2020, porsinya mencapai 21,2% dengan volume 61,0 juta ton setara minyak bumi (MTOE) akan meningkat menjadi 21,8% dengan volume meningkat signifikan mencapai 109,1 MTOE pada tahun 2030 mendatang.

Pada 2050, peningkatan diprediksi masih terjadi menjadi sebesar 24% dengan volume 242,9 MTOE.

Taslim menambahkan, cekungan hidrokarbon yang ada di Indonesia mayoritas menghasilkan gas bumi. Sementara itu ada sekitar 70 cekungan yang belum dieksplorasi dimana kebanyakan terletak di kawasan Indonesia Timur.

Baca Juga: SKK Migas: Realisasi investasi hulu migas di semester I 2021 masih jauh dari target

"Jadi tantangan kita adalah disamping infrastrukturnya masih kurang, kemudian jumlahnya juga sangat besar sehingga untuk tarik investasi perlu pemikiran baru guna melaksanakan eksplorasi di Indonesia Timur," jelas dia dalam diskusi virtual, Rabu (22/9).

Disisi lain, Taslim mengakui industri hulu migas pun dihadapkan pada tantangan memastikan gas bumi dapat diserap pasar. Saat ini tercatat ada sejumlah rencana pengembangan atawa plan of development (POD) gas bumi yang telah disetujui pemerintah seperti Blok Masela, Genting Oil dan sejumlah lapangan gas di Sumatra.

Taslim mengungkapkan, pengembangan gas bumi sejumlah POD lapangan gas bumi yang ada yakni kepastian pasar untuk menyerap gas bumi yang bakal dihasilkan. "Ini tantangan untuk kita semua bagaimana POD yang sudah disetujui bisa dikomersialkan, diproduksikan dalam waktu dekat," ujar Taslim.

Selain itu, dalam catatan SKK Migas pertumbuhan demand gas bumi saat ini tergolong rendah jika dibanding pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan demand hanya sebesar 1% dibanding pertumbuhan ekonomi yang berkisar 4% sampai 5%.

Menurutnya, jika pertumbuhan demand gas bumi akan terus seperti ini maka akan mempengaruhi target produksi 12 miliar standar kubik per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang.

"Ini merupakan tanda tanya besar untuk kita semua bagaimana bisa keluar dari paradigma ini," ungkap Taslim.

Sementara itu, Kepala Divisi Monetisasi Migas Agus Budiyanto mengungkapkan pemanfaatan gas bumi selain dengan LNG bisa menggunakan pipa. Kendati demikian saat ini infrastruktur pipa dinilai belum terintegrasi.

Baca Juga: Pertamina fokus menuntaskan mega proyek kilang dan Petrokimia

"Kalau dilihat pipa yang sekarang ada ini kan yang terintegrasi ini baru dari Sumatra sampai ke Jawa," ujar Agus.

Agus melanjutkan, dengan target peningkatan produksi gas bumi di sektor hulu migas maka perlu ada langkah antisipatif untuk memastikan serapan gas ke pasar ke depannya.

Jika konsumen pengguna gas tidak bertambah, maka gas bumi yang diproduksikan dinilai perlu dialihkan ke bentuk lainnya maupun di ekspor.

Di sisi lain, Group Head Engineering & Technology PGN Suseno mengungkapkan pemanfaatan gas sejak 2012 di Indonesia mulai mengarah ke LNG. Adapun, ke depannya ada sejumlah fokus untuk pemanfaatan gas bumi antara lain konversi BBM ke gas untuk kilang, pembangkit, transportasi, smelter dan gas kota.

"Itulah fokus-fokus yang kita kerjakan sekarang, kalau ini berhasil tentunya akan mendorong pemanfaatan dalam negeri semakin meningkat signifikan," pungkas Suseno

 

Selanjutnya: Investasi pembangkit tenaga nuklir dapat gagalkan tercapainya target perubahan iklim

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×