kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.921   9,00   0,06%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Pemain Modal Ventura Masih Selektif dalam Menyasar Startup


Selasa, 26 Juli 2022 / 08:15 WIB
Pemain Modal Ventura Masih Selektif dalam Menyasar Startup

Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa perusahaan startup melakukan pemutusan hubungan kerja beberapa waktu lalu. Hal tersebut disebut karena investor kini jauh lebih selektif dalam melakukan pendanaan.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro. Menurutnya, dengan beragam masalah yang menimpa startup, Amvesindo menilai hal tersebut karena investor kini jauh lebih selektif dalam mengucurkan dana investasi.

“Investor makin selektif dalam kucurkan dana investasi. Mencari startup yang bisa manage runaway dan lebih jelas path to profitability-nya. Jadinya startup harus menghemat cash dan usahakan punya runway yang lebih panjang. Salah satu cara adalah mengambil langkah-langkah efisiensi,” ungkap Eddi kepada Kontan belum lama ini.

Di sisi lain, kata Eddi ini menjadi waktu yang tepat untuk melakukan investasi karena valuasi tengah terkoreksi. Menurut Eddi, sisi profitabilitas memang menjadi perhatian besar para investor. Oleh karena itu, investor sangat berhati-hati dalam membenamkan investasinya. 

Baca Juga: Platform Social Commerce KitaBeli Raih Pendanaan Seri B

Terlebih lagi, tidak semua startup kehadirannya begitu diperlukan. Adapun, saat ini investor lebih suka berinvestasi di startup berbasis teknologi.

“Investor lebih suka startup berbasis teknologi karena lebih cepat scalability, lebih cepat growth-nya,” tambah Eddi.

Eddi menjelaskan, tren penyertaan modal saat ini cukup baik. Berdasarkan tingkatnya, startup yang masih benar-benar baru biasanya dibiayai oleh investor lokal, sedangkan startup yang punya prospek bertumbuh lebih besar sudah banyak didanai oleh asing.

Kendati demikian, lanjut Eddi, secara pendanaan memang masih menjadi permasalahan. Meskipun pandemi sudah pulih, namun pengurangan likuiditas karena efek naiknya suku bunga masih menghantui.

Terlepas dari permasalahan dibaliknya, nyatanya pemecatan karyawan juga dilakukan untuk perubahan fokus bisnis. Banyak startup yang akhirnya melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karena adanya suatu tujuan bisnis yang ingin dicapai.

Eddi menerangkan salah satu syarat yang harus dimiliki perusahaan rintisan agar bisa memperoleh pendanaan yaitu, bisa dilihat dari bisnis modelnya. cash flow management, dan path to profitability.

"Tren ke depan valuasi akan fluktuatif, investor akan lebih selektif. Exit di pasar modal pun akan wait and see," kata Eddi.

Baca Juga: Begini Strategi Agar Startup Tidak Tumbang

Melihat kondisi pasar saat ini yang sedang menunjukkan resesi, PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) juga mengaku akan lebih selektif dalam berinvestasi di perusahaan rintisan.

I Made Dennis Pratistha CEO PT Mandiri Capital Indonesia menyampaikan, bahwa perusahaan melakukan due diligence yang prudent untuk mengidentifikasi startup mana yang memiliki potensi yang sangat baik di masa mendatang.

"Hal ini terbukti dengan performa yang ditunjukkan, bahwa startup yang di danai MCI ini meningkat secara value. Di tahun ini, kami juga akan lebih fokus ke portfolio management untuk menguatkan portofolio kami dalam menghadapi masa resesi ini," kata Dennis.

Di sisi lain, pada tahun ini MCI juga akan tetap melanjutkan untuk mencari startup di sektor-sektor yang terlihat ada potensi financial play. Untuk strategi, Dennis menyebutkan, tentunya akan di sesuaikan dengan kondisi pasar sekarang.

"Kami akan lebih mendalami proses due diligence dan fokus dengan perusahaan yang memiliki path to profitability yang jelas," sambung Dennis.

Menurutnya, dari kaca mata investor, kondisi pasar saat ini akan sangat berbeda dari segi bagaimana investor memberikan pendanaan kepada startup company. Namun hal ini tidak membuat pihaknya melambat dalam memberikan investasi.

Ia mengaku tetap akan memberikan pendanaan dengan catatan bahwa startup tersebut memiliki bisnis model yang baik, strong team, healthy growth, dan clear path to profitability.

Baca Juga: Ekspansi Lab dan Klinik, Begini Strategi Diagnos Laboratorium Utama (DGNS)

Sektor yang masih menjadi fokus MCI saat ini, yaitu fintech dan fintech enabler. MCI sebagai anak perusahaan dari Bank Mandiri mengaku ingin membantu induk usaha membangun ekosistem dengan mencari startups yang memiliki nilai sinergi yang tinggi.

Segendang sepenarian, PT BTPN Syariah Ventura juga mengaku masih akan selektif melakukan pendanaan dengan fokus melakukan penyertaan modal kepada startup yang mendukung teknologi kepada inklusi keuangan pada segmen ultra mikro.

Direktur Utama BTPN Syariah Ventura Ade Fauzan menyampaikan, pihaknya menargetkan untuk melakukan penyertaan modal kepada minimal satu stratup per tahun dengan fokus kepada stratup yang mendukung layanan inklusi keuangan di Indonesia.

Menurutnya, BTPN Syariah Ventura adalah perusahaan modal ventura yang akan terus menjadi investor strategis, bukan ordinary investor atau investor yang mencari valuasi. Dengan modal Rp 300 miliar, perusahaan akan melakukan investasi secara cerdas ke perusahaan rintisan yang berkualitas.

Oleh karena itu BTPN Syariah Ventura menggandeng stratup Dagangan yang memiliki visi yang sama dengan perusahaan yaitu melayani masyarakat prasejahtera untuk sektor rural di tier 3 dan 4.

BTPN Syariah Ventura melakukan pendanaan Pra-Seri B senilai US$ 6,6 juta kepada startup rural e-commerce, Dagangan. Di tahun ini, BTPN Syariah Ventura mengaku masih akan fokus melakukan pendanaan kepada stratup Dagangan yang juga merupakan stratup perdana yang di danai oleh BTPS Ventura.

"Di tahun ini kami masih akan fokus ke pendanaan di startup Dagangan. Pendanaan ini bukan sekedar investasi semata, namun ini adalah permulaan dari ikhtiar bersama untuk memperkuat ekosistem digital yang inklusif bagi masyarakat Indonesia ke depannya," ungkap Ade.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×