kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelaku industri sektor elektronik masih menghadapi sejumlah hambatan


Jumat, 03 Desember 2021 / 15:15 WIB
Pelaku industri sektor elektronik masih menghadapi sejumlah hambatan
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja menyelesaikan perakitan komponen dari barang produk elektronik. FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/mes/10.

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di akhir tahun ini, pelaku industri di sektor elektronik masih menghadapi sejumlah hambatan. Utamanya karena kondisi kelangkaan kontainer dan kapal yang  masih terjadi hingga kini. 

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel), Daniel Suhadirman menjelaskan tantangan yang saat ini masih dihadapi pelaku usaha adalah kelangkaan kapal. Masalah ini dinilai sangat mengganggu rantai pasok bahan baku dan komponen, termasuk juga produk siap ekspor.

"Mengenai prospek industri elektronik di momentum tahun baru ini, tadinya kami perkirakan tahun 2021 bisa kembali ke posisi 2019 (sebelum pandemi), tapi perlu kami koreksi. Estimasi saat ini hanya sekitar 90% dibandingkan 2019. Kami berharap tahun 2022 akan kembali ke posisi tahun 2019," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (30/11). 

Pada beberapa tahun terakhir, Daniel juga melihat bahwa tidak ada lonjakan permintaan barang elektronik pada momentum akhir tahun. Pada akhir tahun ini pun, pemerintah memberlakukan kebijakan PPKM level 3 untuk mengetatkan kembali mobilitas masyarakat. "Ini akan mengganggu di sisi distribusi dan penjualan," kata Daniel. 

Baca Juga: Produk Indonesia senilai US$ 1,43 miliar siap banjiri pasar Tiongkok

Dengan adanya kondisi ini, Daniel mengungkapkan, aktivitas produksi pelaku usaha masih sesuai dengan mekanisme demand dan supply saja. PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) optimistis target penjualan sebesar Rp 11 triliun dapat tercapai di tahun ini. Mengingat, akhir tahun merupakan puncak dari penjualan elektronik di Indonesia. 

Andry Adi Utomo, National Sales Senior General Manager Sharp Electronics Indonesia mengatakan, pihaknya pun berharap penjualan akhir tahun ini bisa meningkat dan menjadi puncak dari penjualan elektronik di Indonesia.

"Maka Sharp sudah mulai menyimpan stock lebih dari awal di Oktober ini. Produk yang kami stock lebih ke produk LED/WM/ref impor, AC high end, dan produk lainnya," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (30/11). 

Baca Juga: Sharp Electronics Indonesia (SEID) optimistis target penjualan tercapai di akhir 2021

Walau sudah menyiapkan sejumlah stok, tetapi Sharp juga mengalami sejumlah kendala mendekati akhir tahun ini. "Beberapa part impor harganya naik dan kontainer yang luar biasa mahal dan sulit. Maka dari itu secara bertahap kami sudah menaikkan harga sejak Oktober 2021 sampai Januari 2022 mendatang. Kisaran kenaikan 3%-10% untuk produk home appliance impor seperti kulkas, AC, dan lainnya," ujarnya. 

Kendati menghadapi sejumlah tantangan, Andry bilang, SEID masih optimistis untuk mencapai target penjualan mencapai Rp 11 triliun. Dia menegaskan sampai dengan saat ini, penjualan masih dalam jalur untuk mencapai target tersebut. Strategi yang dilakukan Sharp untuk mewujudkannya adalah dengan fokus pada sale out campaign baik kepada konsumen dan dealer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×