kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasokan semikonduktor makin langka, ini kata produsen elektronik dalam negeri


Sabtu, 22 Mei 2021 / 14:55 WIB
Pasokan semikonduktor makin langka, ini kata produsen elektronik dalam negeri

Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pasar global sedang dihadapkan oleh krisis cip atau pasokan semikonduktor yang dikhawatirkan bisa mempengaruhi industri terkait elektronik dan menghambat pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid-19.

Berdasarkan penelitian Susquehanna Financial Group yang dikutip Bloomberg, Rabu (19/5), waktu tunggu cip atau selisih antara memesan cip hingga pengiriman diterima kini meningkat jadi 17 minggu di bulan April 2021. 

Itu merupakan waktu tunggu terlama sejak lembaga tersebut melakukan penelitian pada 2017. Level ini juga meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat selama 16 minggu.

Sejumlah pelaku usaha produk elektronik turut menyoroti krisis pasokan semikonduktor berskala global tersebut.

National Sales Senior General Manager PT Sharp Electronics Indonesia Andry Adi Utomo mengatakan, ancaman krisis pasokan semikonduktor sebenarnya tidak berpengaruh pada proses produksi beberapa jenis Air Conditioner (AC) dan Basic LED TV. 

Hanya saja, harus diakui bahwa masalah produksi bisa ditemui pada produk AC high end dan LED TV High End jika krisis semikonduktor berlarut-larut.

Baca Juga: Krisis semikonduktor masuk zona bahaya, waktu tunggu pesanan sudah mencapai 17 minggu

“Kami akan alihkan order semikonduktornya dan mengalihkan produksi ke model basic,” kata dia, Kamis (20/5) malam.

Dihubungi terpisah, Direktur PT Berkat Elektrik Sejati Tangguh (BEST) Andy Arif Widjaja menyebut, kelangkaan semikonduktor tidak mempengaruhi produksi dan ketersediaan produk-produk berbasis refrigerant (pendingin).

Justru, pihaknya lebih menaruh perhatian terhadap tren kenaikan harga salah satu komoditas global, yaitu tembaga, yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Sebab, tembaga digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuat barang-barang elektronik.

“Kami lebih terpengaruh kenaikan harga tembaga sehingga mengakibatkan kenaikan harga produk elektronik, seperti AC,” imbuh dia, hari ini (21/5).

Mengutip Bloomberg, harga tembaga global tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) naik 0,46% menjadi US$ 10.048 per ton pada perdagangan Kamis (20/5) lalu.

Selanjutnya: Musim kemarau tiba, produsen AC intip kenaikan penjualan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×