Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) memulai pengeboran sumur perdana pasca alih kelola Blok Rokan.
Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno mengungkapkan sumur perdana yang dibor di Wilayah Kerja (WK) Rokan adalah Sumur Bangko P03reg 5.
“SKK Migas bersyukur dan mengapresiasi komitmen PHR pasca alih kelola WK Rokan, sehingga kegiatan yang telah direncanakan dapat direalisasi tepat waktu, yaitu Selasa (10/8). Semoga semua rencana yang sudah disusun dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga usaha-usaha yang dilakukan PHR dalam menjaga tingkat produksi WK Rokan dapat dicapai sesuai target,” kata Julius dalam keterangan resmi, Kamis (12/8).
Sumur Bangko P03reg 5 dibor menggunakan Rig BN-18 berkapasitas 550 Horse Power (HP), dengan target kedalaman trajectory lubang sedalam 2150 feet. “Sumur ini ditargetkan untuk memproduksikan minyak, dengan desain tiga rangkaian casing (13-3/8 inch, 9-5/8 inch, dan 7 inch). Pengerjaannya sendiri kami estimasi berjalan 10 hari sampai ke fase komplesi sumur,” jelas Julius.
Sesuai hasil revisi Work, Program, and Budget (WP&B) 2021, PHR akan melakukan pemboran untuk 141 sumur pada tahun 2021. Akan tetapi PHR sendiri menargetkan pemboran sumur tahun ini dapat mencapai 161 sumur.
Baca Juga: Produksi Blok Rokan ditargetkan capai 400 ribu bph di tahun 2030
Komitmen jumlah pemboran baru ini merupakan perubahan dari rencana awal PT PHR yang hanya mengebor 84 sumur pada tahun 2021, dan kemudian juga berkomitmen melakukan program-program CPI (Chevron Pacific Indonesia) yang tidak dapat direalisasi karena kendala di lapangan menjelang akhir alih kelola.
Untuk mengawal pencapaian target tersebut, PHR akan menambah 2 (dua) buah rig, sehingga seluruh yang digunakan pada tahun 2021 sebanyak 18 buah rig. “Pada saat alih kelola, PHR berkomitmen mengebor 161 sumur pada tahun 2021. Semoga semua komitmen dapat dilaksanakan, minimal sama dengan komitmen yang telah disampaikan dalam WP&B,” tambah Julius.
Untuk merealisasikan target tersebut, Julius mengatakan SKK Migas bersama PHR telah melakukan beberapa upaya seperti mengawal persetujuan AMDAL untuk Lapangan Bekasap, mempercepat proses pengadaan rig dan jasa pemboran berkelanjutan dari CPI ke PHR, dan proses transfer material pengeboran dengan sistem mirroring contract. Saat ini, SKK Migas dan PHR juga mulai mendetailkan rencana kegiatan yang akan dilakukan pada tahun 2022, antara lain melakukan kegiatan pemboran sebanyak 500 sumur.
“Kami berharap upaya-upaya yang sedang dilakukan oleh SKK Migas bersama PHR mendapatkan dukungan penuh dari para pemangku kepentingan. Ini sangat penting karena kami berharap, WK Rokan tetap menjadi salah satu WK terbesar di Indonesia yang menjadi andalan dalam memenuhi target produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2030 mendatang,” pungkas Julius.
Selanjutnya: Pasca alih kelola Blok Rokan, ini permintaan Jokowi ke Pertamina
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News